Solo Batik Carnival

Surakarta atau yang lebih dikenal sebagai Solo, merupakan salah satu kota yang memiliki etnik dan budaya yang masih dilestarikan. Di kota ini pula masih berdiri kokoh keraton yang menjadi salah satu maskot pariwisata sejarah. Tak hanya keratonnya saja, kampung batik Laweyan yang masih eksis di kota Solo juga merupakan bukti nyata masih menggeliatnya etnik dan tradisi jawa di kota bengawan ini. Batik merupakan salah satu tradisi, warisan dan seni yang diwariskan oleh nenek moyang kita terdahulu. Berasal dari kata
amba yang artinya menulis dan tik, nitik yang artinya titik. Sehingga batik dapat diartikan sebagai menulis titik - titik. Hal ini bersesuaian dengan seseorang membuat batik pada kain bermotif dan ditulis dengan tinta berupa lilin panas atau yang biasa disebut "malam" oleh orang jawa. Dari titik - titik yang ditotolkan pada kain dihiasi motif cantik ini maka dihasilkanlah sebuah karya seni yang indah. Ketakjuban pada batik apalagi batik tulis halus dapat dinikmati kedalam sebuah wujud pakaian, dimana batik mampu menunjukan keelokan seni dan kecantikan suatu kombinasi motif dan warna yang sarat akan makna.

Namun dahulu karena adanya globalisasi trend mode, batik mulai tersisihkan dinegara sendiri. batik dianggap kolot, monoton dandicap sebagai pakaian untuk orang tua saja. Seiring dengan kesadaran bangsa akan budaya dan seni Indonesia, nama batik kembali muncul dan bahkan melebarkan sayapnya kekancah dunia internasiona. Dunia luar mengenal batik sebagai salah satu karya seni dari Indonesia.

Dengan terus diupayakannya ekspansi batik ke negara luar maka pemerintah lokal pun juga terus menggencarkan aksi untuk menanamkan kecintaan terhadap karya seni batik ini kepada masyarakatnya. Berbagai daerah menunjukan aksi positif atas naiknya identitas batik itu sendiri. Kota Solo sendiri sebagai salah satu kota yang merupakan domisili pengrajin batik menyelengarakan acara tahunan berjudul Solo Batik Carnival (SBC). SBC merupakan acara tahunan di kota Solo yang bahkan dapat menyedot minat dan antusias masyarakat kota Solo dan masyarakat luar daerah.

SBC diadakan untuk pertama kalinya pada tanggal 13 April 2008 dengan mengambil latar tempat disepanjang jalan Slamet Riyadi mulai dari Purwosari hingga Balaikota. Hiruk pikuk festival yang biasanya dirasakan sebagai atmosfer perhelatan istimewa tidak menyurutkan warga untuk tetap menikmati keindahan kostum - kostum yang bermotif batik. Peserta SBC ini pun juga berasal dari berbagai kalangan, tua, muda bahkan anak kecil.

Tak jarang pakaian yang peserta kenakan memiliki berat yang tidaklah ringan. Belum lagi, banyak juga peserta yang menggunakan kostum yang ditambahkan kawat kedalamnya agar memperoleh bentuk dan visual yang sesuai. Tak hanya sampai disana saja, peserta juga menggunakan sepatu seperti boot platform dengan tinggi yang lumayan menyusahakan saat dipakai, apalagi oleh seorang pria. Salut untuk peserta dan panitia penyelenggara Solo Batik Carnival. Dan jangan lupa saksikan Solo Batik Carnival ya tanggal 12 - 14 Juni 2015 :) Untuk tahu lebih banyak mengenai event ini kunjungi web nya di http://solobatikcarnival.com/ 


[sbc+3.JPG]



Komentar

  1. ini di solo ya? solo itu mana? ya?

    BalasHapus
  2. solo itu jawa tengah akang, yang terkenal sama orang-orangnya yang lemah lembut. coba cari digoogle map pasti ketemu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bio-imaging Mengaplikasikan UCNPs Berbasis Lathanida

Review jujur : Isntree Hyaluronic Acid Water Essence

Review jujur : skincare Cetaphil vs Garnier face wash