Edukasi : Annonaceae
Siang tadi, mahasiswa semester 6 melakukan pekerjaan yang luar biasa. Kami, melakukan presentasi untuk mata kuliah kimia bahan alam. Sangat menyenangkan ketika kami dipertanyai mengenai prekusornya, jenis derivatnya dan biosintesisnya. Haha, semua emosi diatas hanya palsu belaka. Jadi sebelum kamu berpikiran untuk menyimpan makalah kami, pada akhirnya terlintas penyataan "mungkin ada orang lain yang membutuhkan materi ini". So, beginilah makalah kami. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi teman - teman yang sedang membutuhkan informasi lebih lanjut. Selamat membaca :)
Disusun oleh :
Ida Dahlia
Irma Fadhilla Putri
Kartiko Nugroho
Khoirul Fatikin
Listiyaningrum
ANNONACEAE
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Annonaceae merupakan family terbesar dalam ordo Magnoliales. Annonaceae, juga disebut suku sirkaya-sirkaya adalah suku dari tanaman berbunga yang terdiri dari pohon-pohon, semak atau terkadang liana. Dengan kira-kira 2300-2500 spesies dan lebih dari 130 genera, Annonaceae adalah family terbesar di ordo Magnoliales. Hanya empat genera, Annona, Rollinia, Uvaria dan Asimina menghasilkan buah-buahan yang dapat dimakan. Suku ini terkonsentrasi di daerah tropis, sekitar 900 spesies Neotropical, 450 adalah Afrotropical, dan spesies lain Indomalayan.
Beberapa genus dari annonaceae memproduksi buah-buahan yang dapat dimakan, diantaranya genus Annona, Anonidium, Asimina, Rollinia, and Uvaria.Sebagian besar merupakan tanaman tropis, beberapa pertengahan lintang, daun atau pepohonanhijau dan semak-semak, beberapa liana, dengan kulit, daun, dan bunga yang memiliki aroma khas. Sebagai konsumsi, buah-buahan seperti daging buah dari beberapa anggota biasanya disebut "Anona" oleh orang-orang penutur bahasa Spanyol dan Portugis dari berbagai keluarga neotropis, termasuk spesies Annona: custard apple (A. reticulata), cherimoya (A. cherimola), sirsak / Guanabana / graviola (A. muricata), sweetsop (A. squamosa), Ilama (A. diversifolia), soncoya. purpurea), atemoya (persilangan antara A. cherimola dan A. squamosa); dan biriba (Rollinia deliciosa), yang mungkin memerlukan reklasifikasi kembali. Baru-baru ini, konsumsi tanaman annonaceous neotropical Annona Muricata (sirsak, graviola, guanabana) merupakan agen penyebab di "Parkinsonisme atipikal". Agen penyebab, annonacin, terkandung dalam banyak Annonaceae tersebut. Hal ini dianggap bertanggung jawab hingga 70% dari kondisi Parkinsonian di Guadeloupe. Paparan biasanya disebarkan melalui makanan tradisional dan obat-obatan alami.
Klasifikasi ilmiah dari annonaceae :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae Genus :
Afroguatteria (pl)
Alphonsea
Ambavia
Anaxagorea
Ancana
Annickia
Annona
Anomianthus
Anonaspermum
Anonidium
Artabotrys
Asteranthe
Balonga
Bocagea
Bocageopsis
Boutiquea
Cananga
Cardiopetalum
Cleistochlamys
Cleistopholis
Craibella
Cremastosperma
Cyathocalyx
Cyathostemma
Cymbopetalum
Dasoclema
Dasymaschalon
Deeringothamnus
Dendrokingstonia
Dennettia
Desmopsis
Desmos
Diclinanona
Dielsiothamnus
Disepalum
Duckeanthus
Duguetia
Ellipeia
Ellipeiopsis
Enicosanthum
Ephedranthus
Exellia
Fissistigma
Fitzalania
Friesodielsia
Froesiodendron
Fusaea
Gilbertiella
Goniothalamus
Greenwayodendrn
Guamia
Guatteria
Guatteriella
Guatteriopsis
Haplostichanthus
Heteropetalum
Hexalobus
Hornschuchia
Isolona
Letestudoxa
Lettowianthus
Malmea
Marsypopetalum
Meiocarpidium
Meiogyne
Melodorum
Mezzettia
Mezzettiopsis
Miliusa
Mischogyne
Mitrella
Mitrephora
Mkilua
Monanthotaxis
Monocarpia
Monocyclanthus
Monodora
Mosannona
Neostenanthera
Neo-uvaria
Onychopetalum
Ophrypetalum
Oreomitra
Orophea
Oxandraanthium
Papualthia
Petalolophus
Phaeanthus
Phoenicanthus
Piptostigma
Platymitra
Polyalthia
Polyceratocarpus
Popowia
Porcelia
Pseudartabotrys
Pseudephedranths
Pseudoxandra
Pseuduvaria
Pyramidanthe
Raimondia
Reedrollinsia
Richella
Rollinia
Ruizodendron
Sageraea
Sanrafaelia
Sapranthus
Schefferomitra
Sirdavidia
Sphaerocoryne
Stelechocarpus
Stenanona
Tetrameranthus
Toussaintia
Tridimeris
Trigynaea
Trivalvaria
Unonopsis
Uvaria
Uvariastrum
Uvariodendron
Uvariopsis
Woodiellantha(es)
Xylopia
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa genus yang termasuk ke dalam keluarga Annonaceae?
2. Senyawa apa saja yang dapat diisolasi dari keluarga Annonaceae?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui genus apa saja yang termasuk kedalam keluarga Annonaceae
2. Mengetahui senyawa apa saja yang dapat diidolasi dari keluarga Annonaceae
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam makalah ini akan di ulas mengenai 6 macam genus dari keluarga Annonaceae, yaitu dari Genus Annona, Cananga, Dasymaschalon, Goniothalamus, Fissistigma dan Polyalthia. Akan di kaji mengenai klasifikasi ilmiah , ciri-ciri khusus, senywa yang terkanung dalam bagian- bagian tumbuhan tersebut, serta kegunaan dan fungsinya.
A. Annona
Genus Annona termasuk dalam keluarga annonaceae dengan urutan taksonomi :
Plantae - Tracheobionta - Spermatophyta - Magnoliophyta - Magnoliales - Annonaceae - Annona.
1. Annona muricata
Annona muricata Linn dari keluarga Annonaceae umum dikenal sebagai guyabano adalah pohon obat terkenal dengan antibakteri, sifat antivirus dan antijamur. Studi terbaru menunjukkan bahwa ekstrak dari tanaman ini memiliki potensi aktivitas antikarsinogenik. Dari suatu eksperimen dalam jurnal “ Acetogenins from Annona muricata” terdapat beberapa jenis senyawa acetogenin yang terkandung dalam tanaman Annona Muricata bisa digunakan sebagai anti kanker yang bekerja dengan menghambat produksi ATP dengan mengganggu complex 1 mitokondria, dapat pula sebagai anti firus, anti bakteri dan anti feedan (anti serangga).
Ekstraksi dan isolasi dilakukan dengan cara Biji dari buah A. muricata kering, kemudian direndam dalam CH2Cl2 selama tiga hari kemudian disaring. Filtrat dipekatkan dengan vakum untuk didapatkan ekstrak kasar (69,5 g), yang dikromatografi dengan dielusi menggunakan 5% EtOAc dalam petroleum eter, 7,5% EtOAc dalam eter minyak bumi, CH3CN: Et2O: CH2Cl2 (1: 1: 8, v / v) dan 100% aseton. Fraksi aseton 100% ditriturasi dengan petroleum eter dan kemudian dikromatografi ulang (5x) dengan perbandingan CH3CN: Et2O: CH2Cl2 (1,5: 1,5: 7, v / v) untuk didapat 1 (6 mg). Daging buah sirsak (1 kg) kering direndam dalam CH2Cl2 selama 3 hari. Filtrat dipekatkan dengan vakum untuk didapat ekstrak kasar (7,0 g), dikromatografi menggunakan peningkatan proporsi aseton dalam CH2Cl2 dengan 10% kenaikan. 30% aseton dalam fraksi CH2Cl2, dikromatografi ulang di 12,5% EtOAc di petroleum eter untuk didapat 3 (9 mg). 80% dan 90% aseton dalam fraksi CH2Cl2 digabungkan dan dikromatografi ulang dengan elusi gradien dengan perbandingan CH3CN: Et2O: CH2Cl2 (0,5: 0,5: 9, v /v), diikuti oleh CH3CN: Et2O: CH2Cl2 (1: 1: 8, v / v), diikuti oleh CH3CN: Et2O: CH2Cl2 (1,5: 1,5: 7,v / v) dan akhirnya CH3CN: Et2O: CH2Cl2 (2,5: 2,5: 5, v / v) untuk mendapatkan 2 (7 mg) setelah trituration dengan petroleum eter. Setelah dilakukan uji tersebut didapat,
a. Annoreticuin-9-one
Dari spectrum H NMR memberikan resonansi untuk doublet metil pada δ 1,42 (d, J = 6,6 Hz) dan metil atriplet di δ 0,86 (t, J = 7,2 Hz); proton oxymethine dari alakton di δ 5,04 (dq, J = 1,2, 7,2 Hz) dan lima oxymethine proton pada δ 3,82, 3,78 (2H), 3,39 (2H); terkonjugasi sebuah proton olefin di δ 7.16 dan metilen proton berpusat di δ 1,23. 13C NMR data 1 (Tabel 1) menunjukkan resonansi untuk karbon karbonil keton di δ 211,4 dan ester di δ 174,6; enam karbon oxymethine di δ 69,8, 74,0 (2C), 78,0 dan 82,6 (2C); karbon olefin di δ 131,2 dan 151,9; dan karbon metilen tumpang tindih berpusat di δ 29,7. Ini adalah resonansi karakteristik acetogenins yang biasanya ditemukan dalam genus Annona. Uji HRMS memberikan ion molekul m/z 594,4496 [M +], sesuai dengan rumus molekul C35H62O7. Disimpulkan dari spektrum 13C NMR, senyawa adalah senyawa kelompok acetogenin bisiklik, merupakan senyawa annoreticuin-9-one dengan precursor poliketida dengan jalur biosintesis asetat, yang di tunjukkan pada gabar A2.
b. cis-annoreticuin
Dari spectrum H NMR memberikan resonansi untuk doublet metil pada δ 1,42 (d, J = 6,6 Hz) dan metil atriplet di δ 0,86 (t, J = 7,2 Hz); proton oxymethine dari a lakton di δ 5,04 (dq, J = 1,2, 7,2 Hz) dan lima oxymethine proton pada δ 3,82, 3,78 (2H), 3,39 (2H); terkonjugasi sebuah proton olefin di δ 7.16 dan metilen proton berpusat di δ 1,23. 13C NMR data 1 (Tabel 1) menunjukkan resonansi untuk karbon karbonil keton di δ 211,4 dan ester di δ 174,6; enam karbon oxymethine di δ 69,8, 74,0 (2C), 78,0 dan 82,6 (2C); karbon olefin di δ 131,2 dan 151,9; dan karbon metilen tumpang tindih berpusat di δ 29,7. Ini adalah resonansi karakteristik acetogenins yang biasanyaditemukan dalam genus Annona. H NMR memberikan resonansi yang sama. Satu -satunya perbedaan adalah posisi oxymethine yang proton di δ 3.58 di 2 dan tidak ada proton α-metilen di δ 2,38. Ini menunjukkan bahwa karbonil dalam 1 dikurangi menjadi hidroksil dalam 2. Didukung oleh data 13C NMR menunjukkan sebuah karbon oxymethine di δ 71,6 dan tidak ada karbon karbonil keton di δ 211,4. Dari uji HRMS diketahui ion molekul m / z 596.4652 [M +], sesuai dengan rumus molekul C35H64O7. Disimpulkan dari spektrum 13C NMR, senyawa adalah senyawa kelompok acetogenin bisiklik, merupakan senyawa cis-annoreticuin dengan precursor poliketida dengan jalur biosintesis asetat,
Dari spectrum H NMR memberikan resonansi untuk doublet metil pada δ 1,42 (d, J = 6,6 Hz) dan metil atriplet di δ 0,86 (t, J = 7,2 Hz); proton oxymethine dari alakton di δ 5,04 (dq, J = 1,2, 7,2 Hz) dan lima oxymethine proton pada δ 3,82, 3,78 (2H), 3,39 (2H); terkonjugasi sebuah proton olefin di δ 7.16 dan metilen proton berpusat di δ 1,23. 13C NMR data 1 (Tabel 1) menunjukkan resonansi untuk karbon karbonil keton di δ 211,4 dan ester di δ 174,6; enam karbon oxymethine di δ 69,8, 74,0 (2C), 78,0 dan 82,6 (2C); karbon olefin di δ 131,2 dan 151,9; dan karbon metilen tumpang tindih berpusat di δ 29,7. Ini adalah resonansi karakteristik acetogenins yang biasanya ditemukan dalam genus Annona. Dengan dijelaskan oleh 1D dan 2D Spektroskopi NMR dan dikonfirmasi oleh perbandingan 1H NMR dan 13C NMR. Disimpulkan dari spektrum 13C NMR, adalah senyawa kelompok acetogenin bisiklik, merupakan senyawa sabadelin dengan precursor poliketida dengan jalur biosintesis asetat
Sedangkan berdasarkan pnelitian lain dalam jurnal “Cohibins A and B, Acetogenins from Roots of Annona Muricata”. Akar dari Annona muricata digunakan dalam pengobatan tradisional untuk antiparasitical dan sifat pestisida, dari pencarian kami untuk kunci biogenetis acetogenins, telah diisolasi dan di dapatkan acetogenins, annonacin, epomuricenins-A dan –B dan montecristin, serta didapatkan dua produk baru yakni cohibins A dan B, sebagai campuran dari isomer acetogenins.
Ekstraksi dan isolasi dilakukan dengan mengeringkan akar, dibuat bubuk diekstraksi dengan methanol. Ekstrak metanol, setelah konsentrasi di bawah vakum, dipartisi antara air dan metilen klorida. Lapisan organik dikeringkan dan di uji berturut oleh kolom kromatografi. Preparatif HPLC menyebabkan isolasi dari cohibins sebagai lilin putih solid. Kemudian di karakterisasi dengan C-NMR dan H-NMR, di dapat,
a. Cohibin A
Ekstrak dari akar Annona Muricata kemudian di karakterisasi dengan menggunakan C-NMR dan H-NMR, adapun hasil yang di peroleh bahwa senyawa acetogenin yang terkandung dalam ekstrak akar Annona muricata dengan precursor poliketida dengan jalur biosintesis
asetat.
b. Cohibins B
Ekstrak dari akar Annona Muricata kemudian di karakterisasi dengan menggunakan C-NMR dan H-NMR, adapun hasil yang di peroleh bahwa senyawa acetogenin yang terkandung dalam ekstrak akar Annona muricata adalah senyawa kelompok acetogenin, merupakan senyawa cohibins B dengan precursor poliketida dengan jalur biosintesis asetat.
2. Annona dioica
Annona dioica, Annonaceae, adalah semak tersebar di seluruh Amerika, São Paulo, Minas Gerais, Paraná dan Mato Grosso, Brasil, biasa disebut "ceraticum (berarti luas atau besar)”, " arixicum" dan "ariticum". Buah dan daun digunakan terhadap rematik.
Dari suatu eksperimen dalam jurnal “Alkaloids from Annona dioica” terdapat beberapa jenis senyawa alkaloid yang terkandung dalam tanaman Annona dioica, yang dapat berfungsi sebagai analgetik narkotik, dari senyawa kokain antimalaria, dari senyawa kinina (tumb. Cinchona succirubra) antibiotik, dari senyawa viridicatin, analgetik untuk nyeri hebat, dari senyawa morfin dan lain sebagainya. Dari ekstraksi dan isolasi yang telah dilakukan, serta analisis komparatif HBBD- dan spektrum DEPT-13C NMR, didapat beberapa senyawa alkaloid yang terkandung
dalam ekstraks Annona dioica antara lain,
a. Alkaloid 1
Analisis komparatif HBBD- dan spektrum DEPT-13C NMR untuk mengidentifikasi sinyal sesuai dengan kuaterner, methine, metilen dan atom karbon metil. Senyawa alkaloid 1 sebelumnya diisolasi dari Cleistopholis patens.
b. Alkaloid 2
Analisis komparatif HBBD- dan spektrum DEPT-13C NMR untuk mengidentifikasi sinyal sesuai dengan kuaterner, methine, metilen dan atom karbon metil. Senyawa alkaloid 2 sebelumnya diisolasi dari Atherosperma moschatum, Liriodendron tulipifera, 6 Fusea longifolia, Siparuna guianensis,7 Thalictrum sessile dan lainnya, adapun hasil analisis dari DEPT-13 C NMR adalah senyawa kelompok alkaloid.
B. Cananga
Genus cananga termasuk keluarga annonaceae dan tergolong dalam sub-divisi Angiosperms (Tanaman bunga-bungaan). Taksonomi : Angiosperms Annonaceae Cananga Spesies dalam genus cananga antara lain:
1. Cananga Odorata Cananga odorata ini telah lama diketahui mengandung minyak atsiri yang
melimpah dan memiliki semerbak wangi khas. Kandungan minyak atsiri pada kuncup bunga tanaman Cananga odorata ini biasanya dimanfaatkan sebagai bahan aromaterapi seperti parfum.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukkan oleh Nagashima et al (2010) telah berhasil diisolasi dua lignan dicarboxylates baru Canangalignans I (1) dan Canangalignans II (2), tiga turunan terpenoid baru, Canangaterpenes I (5), Canangaterpenes II (7) dan Canangaterpenes III (8), lignan yang telah diketahui (1R,2S)-1,2-dihydro-5,6-dihydroxy-1-(4-hydroxyphenyl)-2,3-aphthalenedicarboxylic acid 2,3-bis(10-canangafruiticoside A) ester (3), serta delapan turunan terpenoid yang telah diketahui canangafruiticoside E (4), (E)-{(1R,3R,5S,6S,8S)-6-hydroxy-1,3-dimethoxy-2-oxaspiro[4.5]-decan-8-ylmethyl} caffeate (6), 15-oxo-α-cadinol (9), 10β-hydroxyisodauc-6-en-14-al (10), aphanamol II (11), (3R,3aR,8aS)-3-isopropyl- 8amethyl-8-oxo-1,2,3,3a,6,7,8,8a-octahydroazulene-5-carbaldehyde (12), voleneol (13), dan (1R,5E,7S)-4,10-bis(methylene)-7-(1-methylethyl)-5-cyclodecen-1-ol (14).
Senyawa tersebut diisolasi dengan mengekstraksi bunga Cananga odorata kering menggunakan pelarut methanol disertai reflux selama 3 jam. Evaporasi untuk menghilangkan solven MeOH dilakukan dengan disertai penurunan tekanan. Hasil ekstrak dibagi kedalam campuran EtOAc serta H2O untuk diperoleh fraksi EtOAc-terlarut (100 g) dan fraksi air-terlarut. Untuk fraksi air-terlarut dilakukan ekstraksi lebih lanjut menggunakan l-butanol untuk menghasilkan fraksi l-butanol-terlarut (100 g) dan fraksi air-terlarut (58 g). Ketiga fraksi tersebut dilakukan uji melanogenesis. Pengujian aktivitas melanogenesis menggunakan sel B16 melanoma 4A5 yang
ditempatkan pada 24 multiplat yang baik, setelah 24 jam ditambahkan larutan uji serta thiophylline diinkubasi selama 72 jam. Sel diambil dengan dicuci menggunakan PBS yang mengandung EDTA dan trypsin. Sel ditambahkan NaOH untuk menghasilkan lysate. Sejumlah lysate diambil dan dibagi kedalam 96 mikroplat yang baik dimana densitasnya diukur menggunakan pembaca mikroplat SH-1000 pada 405 nm. Larutan uji di larutkan dalam DMSO dan konsentrasi akhir DMSO harus 0,1 %. Lalu diukur besarnya penghambatan melanogenesis. Fraksi l-butanol-terlarut maupun fraksi EtOAc-terlarut menunjukkan aktivitas penghambatan melanogenesis (37,5 % & 46,9
%) sedang fraksi air-terlarut tidak menunjukkan aktivitas biologi sehingga fraksi l-butanol-terlarut maupun fraksi EtOAc-terlarut dilakukan kromatografi kolom menggunakan fase normal silika gel. Yang masing-masing fraksi menghasilkan sub-sub fraksi yang kemudian dimurnikan menggunakan kromatografi kolom fase terbalik silika gel lalu dianalisa dengan HPLC, MS, IR, 1H-NMR dan 13C-NMR. 5 senyawa hasil isolasi tersebut diantaranya:
a. Canangalignan I (Jalur Shikimat, Kelompok lignan, Prekusor Phenylpropanoid)
Diisolasi dari bubuk amorf yang memiliki rotasi positif tertentu ([α]25D+25, dalam larutan MeOH). Spektrum inframerah menunjukkan pita serapan pada 3400, 1703, 1682, 1601, 1512, dan 1075 cm-1 yang berasal dari masing-masing gugus hidroksi, ester, formil, cincin aromatik, dan fungsi eter. Analisa FAB-MS menunjukkan molekul ion [M + Na]+ dengan m/z 1053, dimana rumus molekulnya C50H62O23 yang ditentukan melalui data HR-MS dan 13C NMR. Data
1H (methanol-d4) dan 13C NMR menunjukkan resonansi dari dua phenylpropanoid moieties {dua proton olefinic [δ 7.73 (s, H-7), 7.80 (s, H-7′)], tujuh proton aromatik [δ 6.68 (d, J = 8.6 Hz, H-5), 6.71 (d, J = 8.6 Hz, H-3′, -5′), 6.92 (dd, J = 8.6, 1.9 Hz, H-6), 7.07 (d, J = 1.9 Hz, H-2), 7.41 (d, J = 8.6 Hz, H-2′, -6′)], dan dua karbon carbonil [δC 169.0, 169.0]}, dua unit monoterpene {dua
oxymethylenes [δ 3.86 (2H, m, H-10″a, -10‴a), 3.96 (2H, m, H-10″b, -10‴b)], dua oxymethines [δ 3.70 (2H, m, H-2″, 2‴)], empat proton olefinic [δ 4.56 (2H, d, J = 6.2 Hz, H-8″, -8‴), 6.42 (2H, d, J = 6.2 Hz, H-9″, -9‴)],dua proton formyl [δ 9.76 (2H, s, H-7″, -7‴)]}, dan dua β-D-glucopyranosyl moieties [δ 4.46 (2H, d, J = 7.8 Hz, H-1⁗, 1⁗)].
b. Canangalignan II(Jalur Shikimat, Kelompok lignan, Prekusor Phenylpropanoid)
Diisolasi dari bubuk amorf yang memiliki rotasi positif tertentu ([α]25D +33, dalam larutan MeOH). Spektrum inframerah menunjukkan pita serapan pada gugus hydroksi, ester, formil, cincin aromatic, dan eter. Analisa FAB-MS menunjukkan molekul ion [M + Na]+ dengan m/z 1053, dimana rumus molekulnya C50H62O23 yang ditentukan melalui data HR-MS dan 13C NMR.Data 1H (methanol-d4) dan 13C NMR menunjukkan resonansi sebuah lignan moiety {dua methines [δ 3.80 (d, J = 2.2 Hz, H-8′), 4.37 (d, J = 2.2 Hz, H-7′)], sebuah proton olefinik [δ 7.52 (s, H-7)], dan enam proton aromatik [δ 6.46 (s, H-3), 6.59 (d, J = 8.5 Hz, H-3′, -5′), 6.78 (d, J = 8.5 Hz, H-2′, -6′), 6.80 (s, H-6)], serta dua karbon carbonil [δC 168.5, 174.5]} bersama sebuah unit glukosida monoterpene.
c. Canangaterpene I (Jalur Mevalonate, Kelompok Sesquiterpene, Prekusor Isoprene)
Diisolasi dari bubuk amorf yang memiliki rotasi negatif tertentu ([α]25D-2, dalam larutan MeOH). Spektrum inframerah menunjukkan pita serapan pada 3400, 1716, dan 1508 cm−1 yang merupakan serapan gugus fungsi hidroksi, ester, dan cincin aromatik. Analisa EI-MS menunjukkan molekul ion [M]+ dengan m/z 408, dimana rumus molekulnya C21H28O8 yang ditentukan melalui data HR-MS dan 13C NMR. Data 1H (methanol-d4) and 13C NMR menunjukkan resonansi sebuah grup caffeoil [δ 6.23 (d, J = 15.5 Hz, H-8), 6.76 (d, J = 8.3 Hz, H-5), 6.92 (d, J = 8.3 Hz, H-6), 7.03 (s, H-2), 7.51 (d, J = 15.5 Hz, H-7)] dan monoterpenoid moiety {sebuah oxymethylene [δ 4.03 (2H, m, H2-11′)], tiga oxymethines [δ 3.39 (m, H-6′), 4.89 (s, H-1′), 5.07 (dd, J = 4.2, 6.2 Hz, H-3′)], dan dua methoxy [δ 3.37 (s, 3′-OMe),3.38 (s, 1′-OMe)]}. Struktur Canangaterpene I ditunjukkan pada
d. Canangaterpene II (Jalur Mevalonate, Kelompok Sesquiterpene, Prekusor Isoprene)
Diisolasi dari bubuk amorf yang memiliki rotasi positif tertentu ([α]25D +25, dalam larutan MeOH). Spektrum inframerah menunjukkan pita serapan pada gugus hidroksi, ester, dan cincin aromatik. Analisa EI-MS menunjukkan molekul ion [M]+ dengan m/z 342, dimana rumus molekulnya C22H30O3 yang ditentukan melalui data HR-MS dan 13C NMR. Data 1H (CDCl3) and
13C NMR menunjukkan resonansi tiga grup metil [δ 0.96 (3H, s, H-15), 0.98 (3H, s, H-14), 1.11 (3H, s, H-13)], dua grup oxymethines[δ 3.34 (1H, m, H-9), 5.09 (1H, dd, J = 6.2, 8.2 Hz, H-2)], dan lima proton aromatik [δ 7.43 (2H, dd, J = 7.6, 7.6 Hz, H-3′,-5′), 7.55 (1H, t, J = 7.6 Hz, H-4′), 8.03 (2H, d, J = 7.6 Hz, H-2′, -6′)].
e. Canangaterpene III (Jalur Mevalonate, Kelompok Sesquiterpene, Prekusor Isoprene) Diisolasi dari bubuk amorf yang memiliki rotasi positif tertentu ([α]25D +25, dalam larutan MeOH). Spektrum inframerah menunjukkan pita serapan pada gugus hidroksi, dan formil. Analisa EI-MS menunjukkan molekul ion [M]+ dengan m/z 236, dimana rumus molekulnya C15H24O2 yang ditentukan melalui data HR-MS dan 13C NMR. Data 1H (CDCl3) and 13C NMR menunjukkan resonansi tiga grup metil [δ 0.91, 0.95 (masing-masing 3H, keduanya d, J = 6.7 Hz, H3-12, -13), 1.25 (3H, s, H3-14)], sebuah proton olefinik [δ 6.96 (1H, d, J = 5.7 Hz, H-5)], dan sebuah proton formil [δ 9.44 (1H, s, H-15)]. Sedangkan berdasarkan penelitian lain yang telah dilakukan oleh Matsumoto et al (2014) telah berhasil diekstraksi senyawa Lignan Dicarboxylates dan Terpenoids baik dari daun maupun bunga Cananga odorata yang dilakukan dengan pelarut Methanol
dimana daun dan bunga telah dikeringkan terlebih dahulu. Untuk isolasi Lignan Dicarboxylates dan Terpenoids dari daun, ekstraksi dengan methanol dilakukan selama 1 minggu lalu hasilnya dipekatkan menjadi 3 L secara in vacuo. Hasil ekstrak dicuci dengan n-hexane dan lapisan MeOH dipekatkan sehingga membentuk gumpalan lengket. Lalu disuspensikan dalam H2O dan diekstraksi kembali menggunakan Ethyl Acetate untuk menghasilkan fraksi EtOAc-terlarut (23.5 g). Sedangkan untuk lapisan air diekstraksi dengan 1-BuOH untuk menghasilkan fraksi 1-BuOH-terlarut (75.4 g), terakhir sisa lapisan air dipekatkan untuk menghasilkan fraksi air-terlarut (173 g). Fraksi 1-BuOH-terlarut dipisahkan dengan beberapa variasi prosedur kromatografi termasuk kromatografi kolom pada resin sintesis penyerap tinggi (Diaion HP-20) lalu silika gel normal dan kromatografi kolom fase terbalik octaderyl silica gel (ODS), droplet counter-current chromatography (DCCC), dan high-performance liquid chromatography (HPLC), dilakukan berturut-turut sehingga menghasilkan 10 macam senyawa. Analisa instrumen yang dilakukan terhadap senyawa tersebut diantaranya MS, IR, 1H-NMR dan 13C-NMR. 3 senyawa hasil isolasi tersebut diantaranya:
a. Canangafruticoside A(Jalur Mevalonate, Kelompok Monoterpene, Prekusor Isoprene)
Diisolasi dari bubuk amorf yang memiliki rotasi positif tertentu ([α]25D +23.8) dimana rumus molekulnya C16H26O9 yang diperoleh dari hasil analisa HR-ESI-MS. Sedangkan hasil analisa IR menunjukkan absorbsi yang kuat pada grup hidroksil (3363 dan 1074 cm-1) dan sebuah grup fungsional karbonil (1713 cm-1). Kemudian dari hasil analisis 1H-NMR diperoleh sinyal yang dibaca sebagai sebuah proton anomeric (dH 4.47), proton olefinic pada sebuah ikatan cis-ganda
[dH 6.44 (1H, d, J = 7 Hz, H-9) dan 4.60 (1H, d, J = 7 Hz, H-8)] serta sebuah aldehyde (dH 9.81). Spektrum13C-NMR dengan eksperimen DEPT memperlihatkan enam sinyal yang dikenal sebagai b-glucopyranose dan 10 resonansi untuk tiga methylenes, satu oxymethylene, satu methine, satu oxymethine, satu ikatan ganda tersubtistusi, satu karbon karbonil (dC 207.1) dengan sebuah atom hidrogen, sebuah karbon kuartener.
b. Canangafruticoside B (Jalur Mevalonate, Kelompok Monoterpene, Prekusor Isoprene)
Diisolasi dari bubuk amorf yang memiliki rotasi positif tertentu ([α]25D +15.0) dimana rumus molekulnya C25H32O10 yang diperoleh dari hasil analisa HR-ESI-MS. Sedangkan hasil analisa IR menunjukkan absorbsi yang kuat pada sebuah grup cincin aromatik (1606 dan 1512 cm-1
), serta spektrum UV juga memiliki absorbsi yang berkaitan. Sedang pada spektrum 1H NMR, seluruh proton yang dianalisa hampir sama dengan canangafruticoside A, serta lebih lanjut lima proton aromatik terkopling sempurna dan dua proton ikatan trans-ganda yaitu [dH 7.68 (1H, d,J = 16 Hz) dan 6.50 (1H, d, J = 16 Hz)]. Spektrum 13C NMR juga hampir sama dengan senyawa canangafruticoside A, kecuali adanya kehadiran dari tujuh resonansi, terdiri dari lima sinyal sp2
atom hidrogen, dua lainnya merupakan sinyal kekuatan ganda (satu diantaranya tanpa atom hidrogen dan sebuah karbon karbonil).
c. Canangafruticoside C(Jalur Mevalonate, Kelompok Monoterpene, Prekusor Isoprene)
Diisolasi dari bubuk amorf yang memiliki rotasi positif tertentu ([α]25D +15.0) dimana rumus molekulnya C25H32O11yang diperoleh dari hasil analisa HR-ESI-MS. Struktur acyl moiety dari canangafruticoside C dikenali sebagai asam E-p-coumaric dari pembacaan spektroskopi NMR terdapat satu tambahan atom oksigen daripada Canangafruticoside B, dan tipikal pola proton para-terdisubtistudi [7.45 (2H, d, J = 9 Hz) dan 6.81 (2H, d, J = 9 Hz)] dari cincin aromatik.
2. Cananga Latiofolia
Cananga latifolia (Hook.f. & Thomson) Finet & Gagnep (Annonaceae) adalah pohon yang cepat berganti daun yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara, seperti di Kamboja, Thailand, Laos dan Vietnam. Di Kamboja, kulit C. latifolia telah digunakan untuk pengobatan tradisional terhadap sakit kepala dan demam. Bagaimanapun, konstituen C. latifolia belum pernah diselidiki secara intensif, kecuali untuk studi tentang isolasi acetogenins linear dari kulit batangnya. Gambar B10. Cananga latifolia Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wongsa et al (2011), telah dilakukan isolasi, karakterisasi, dan bioaktivitas dari sembilan acetogenins linear baru dari kulit batang C. latifolia. Kulit batang kering C. latifolia diekstraksi dengan heksana. Ekstrak heksana mentah dipisahkan dengan kolom kromatografi pada silika gel fase normal dan fase terbalik, LiChroprep®RP-18, untuk menghasilkan sembilan acetogenins linear baru, cananginones A-I. Selanjutnya, struktur senyawa tersebut ditentukan berdasarkan data spektroskopi NMR dan MS. 3 senyawa hasil isolasi tersebut diantaranya:
a. Cananginones A(Jalur Mevalonate Acetate, Kelompok Acetogenins, Prekusor Poliketida)
Diperoleh sebagai larutan pekat tak berwarna dengan rumus molekul C24H34O3, yang ditentukan dengan HRESITOFMS (diperoleh m/z 371.2587 [M+H]+), mengindikasikan delapan derajat tidak jenuh. Spektrum IR memperlihatkan kemunculan lakton karbonil (1767 cm-1), acetylene terkonjugasi (2230 dan 2142 cm-1), serta grup ikatan rangkap (3068 dan 1642 cm-1).
b. Cananginones B(Jalur Mevalonate Acetate, Kelompok Acetogenins, Prekusor Poliketida)
Diperoleh sebagai larutan pekat tak berwarna dengan rumus molekulC24H36O3,yang ditentukan dengan HRESITOFMS (diperoleh m/z 395.2560 [M+Na]+), mengindikasikan satu derajat tidak jenuhlebih sedikit dibanding Cananginones A. Spektrum IR mengindikasikan kemunculan lakton karbonil (1767 cm-1) dan grup acetylene terkonjugasi (2232 dan 2144 cm-1)
c. Cananginones C(Jalur Mevalonate Acetate, Kelompok Acetogenins, Prekusor Poliketida)
Diperoleh sebagai larutan pekat tak berwarna dengan rumus molekul C24H36O3,yang ditentukan dengan HRESITOFMS (diperoleh m/z 373.2746 [M+H]+), mengindikasikan satu derajat tidak jenuh lebih sedikit dibanding Cananginones A. Spektrum IR mengindikasikan kemunculan lakton karbonil (1768 cm-1) dan grup acetylene terkonjugasi (2231 and 2143 cm-1)
Sedangkan berdasarkan penelitian lain yang telah dilakukan oleh Yang et al (2013), telah berhasil diisolasi enam-sesiquiterpenes dan sembilan senyawa lain yang dikenal sebelumnya dari kulit batang C. latifolia telah dilaporkan, bersama dengan senyawa JH III dan yang melimpah dalam ekstrak C. latifolia. 80% ekstrak metanol dari C. latifolia telah berhasil difraksinasi menggunakan CH2Cl2, N -BuOH dan H2O. Fraksi CH2Cl2 dan n –BuOH dilakukan kromatografi kolom secara berulang untuk menghasilkan enam senyawa-sesiquiterpenes dan sembilan senyawa yang dikenal, dimana struktur masing-masing ditentukan dengan menggunakan spektroskopi NMR 1D dan 2D, serta data MS. 3 senyawa hasil isolasi tersebut diantaranya:
a. (2E,6E,10R)-11-butoxy-10-hydroxy-3,7,11-trimethyldodeca-2,6-dienoic acid methyl ester(Jalur Mevalonat, Kelompok Linear Sesquiterpenes, Prekusor Terpen) Diperoleh sebagai larutan tak berwarna dengan rumus molekul C20H36O4hasil analisa dengan quasi-molecular ion diperoleh puncak pada m/z 341.2690 [M+H]+ (calcd. 341.2692) dari mode positif HR FABMS. Struktur (2E,6E,10R)-11-butoxy-10-hydroxy-3,7,11-trimethyldodeca-2,6-dienoic acid methyl ester ditunjukkan pada
a. (2E,6E,10R)-11-butoxy-10-hydroxy-3,7,11-trimethyldodeca-2,6-dienoic acid methyl ester(Jalur Mevalonat, Kelompok Linear Sesquiterpenes, Prekusor Terpen) Diperoleh sebagai larutan tak berwarna dengan rumus molekul C20H36O4hasil analisa dengan quasi-molecular ion diperoleh puncak pada m/z 341.2690 [M+H]+ (calcd. 341.2692) dari mode positif HR FABMS. Struktur (2E,6E,10R)-11-butoxy-10-hydroxy-3,7,11-trimethyldodeca-2,6-dienoic acid methyl ester ditunjukkan pada
b. (2E,6E)-3,7,11-trimethyl-10-oxododeca-2,6-dienoic acid methyl ester (Jalur Mevalonat, Kelompok Linear Sesquiterpenes, Prekusor Terpen) Diperoleh sebagai larutan tak berwarna dengan rumus molekul C15H25O3 hasil analisa dengan quasi-molecular ion diperoleh puncak pada m/z 253.1791 [M+H]+ (calcd. 253.1798) dari mode positif HR ESIMS. Struktur (2E,6E)-3,7,11-trimethyl-10-oxododeca-2,6-dienoic acid methyl ester
c. (2E)-3-methyl-5- [(1 0S,2 0R,6 0R)-1 0,2 0,6 0-trimethyl-3 0-oxocyclohexyl]-pent-2-enoic acid methyl ester(Jalur Mevalonat, Kelompok Cyclic Sesquiterpenes, Prekusor Terpen) Diperoleh sebagai larutan tak berwarna dengan rumus molekul C16H26O3hasil analisa dengan quasi-molecular ion diperoleh puncak pada m/z 267.1948 [M+H]+ (calcd. 267.1955) dari mode positif HR ESIMS. Struktur (2E)-3-methyl-5- [(1 0S,2 0R,6 0R)-1 0,2 0,6 0-trimethyl-3 0-oxocyclohexyl]-pent-2-enoic acid methyl ester
Sedangkan dari hasil analisis spektra 1D NMR, HMQC dapat DEPT, memiliki lima grup methyl
Sedangkan dari hasil analisis spektra 1D NMR, HMQC dapat DEPT, memiliki lima grup methyl
(δH/δC 3.67 (3H, s, OCH3)/50.9 (OCH3), 2.17 (3H, s, H-6)/19.1 (C-6), 0.91 (3H, d, J = 8.4 Hz,H-70)/7.6 (C-70), 0.88 (3H, d, J = 8.5 Hz, H-90)/15.0 (C-90) dan 0.58(3H, s, H-80)/15.3 (C-80), empat group methylene (δH/δC 2.34 (2H,m, H-60)/41.5 (C-60), 2.14 dan 1.99 (2H, m, H-4)/34.1 (C-4), 1.83dan 1.62 (2H, m, H-50)/30.8 (C-50), dan 1.44 (2H, m, H-5)/35.2 (C-5)) tiga grup methyl (δH/δC 5.67 (1H, m, H-2)/115.3 (C-2),2.45 (1H, q, J = 8.4 Hz, H-20)/50.4 (C-20) dan 1.98 (1H, m, H-40)/36.2 (C-40)), serta empat karbon kuaterner (δC 213.2 (C-10), 167.1(C-1), 160.2 (C-3) and 43.4 (C-30)). Diantara sinyal-sinyal tersebut padaδC 213.2 (C-10), 167.1 (C-1), 160.2 (C-3), 115.3(C-2) dan 50.9 (OCH3) merupakan karakteristik kemunculan dari ketone, methylester, olefin dangrup methoxyl.
C. Dasymaschalon
Genus Dasymaschalon merupakan keluarga Annonaceae dan tergolong dalam kingdom Angiosperms (tanaman bunga-bungaan). Taksonomi : AngiospermsAnnonaceaeDasymaschalon
Spesies dalam genus Dasymaschalonantara lain:
1. Dasymaschalon blumei
Telah dilakukan ekstraksioleh Chanakul et al. (2011) dari tangkai, daun dan rantingDasymaschalon blumei diperoleh bahwa hasil isolasi dari Dasymaschalon blumeidapat digunakan sebagai obat kuat dan penawar demam. Tumbuhan Dasymaschalon blumeibanyak ditemukan di Thailand. Berikut gambar tumbuhan Dasymaschalon blumei
Penelitian dilakukan dengan mengekstrak Dasymaschalon blumei5,3 kg dengan pelarut hexane, EtOAc, dan MeOH (40 Lx4) pada temperature ruang. Larutan di uapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak hexane (19.2 g),ekstrak EtOAc (55.3 g) dan ekstrak MeOH (292.9 g). Ekstrak yang diperoleh didinginkan dan di uji harga Rf. Hasil isolasi kemudian ditentukan strukturnya dengan identifikasi dari IR dan spectra UV, HRMS, H-NMR, dan C-NMR. Senyawa tersebut adalah sebagai berikut :
a. 3,5-dihydroxy 2,4-dimethoxy aristolactam
Senyawa 3,5-dihydroxy 2,4- dimethoxy aristolactammerupakan jenis alkaloid fenantren lactam dengan rumus molekul C17H13NO5 dan berat molekul m/z 334.0630. Senyawa ini dapat diidentifikasi dari serapan UV pada λmax 256, 272, 302, dan 394 nm. Serapan FT-IR menunjukkan pada 3550 cm−1(O-H stretching), 3489 cm-1 (NH stretching) dan 1697 cm−1(C O stretching dari lactam) sehingga termasuk alkaloid aristolactam. Hasil analisis 1H-NMR terlihat empat sinyal proton aromatik H-9 pada δ 7.19 (s), H-6, H-7 and H-8 at δ7.01 (dd, J=7.8 and 1.5 Hz), 7.48 (t, J=7.8 Hz) and 7.39 (dd,J=7.8 and 1.5 Hz. Senyawa 3,5-dihydroxy 2,4- dimethoxy aristolactam
b. Aristolactam BI
Senyawa Aristolactam BI merupakan kelompok alkaloid dan merupakan turunan fenantren lactam. Senyawa ini mempunyai struktur yang hampir sama dengan senyawa 1, dimana terdapat perbedaan pada rantai R.
c. Goniopedaline
Senyawa Goniopedaline merupakan salah satu kelompok alkaloid dan merupakan turunan fenantren lactam. Senyawa ini mempunyai struktur yang hampir sama dengan senyawa 1 dan 2, yang membedakan adalah rantai R.
2. Dasymaschalon dasymaschalum
Telah dilakukan isolasi dari daun Dasymaschalon dasymaschalumoleh Prawat et al. (2013). Penelitian ini dilakukan dengan mengekstrak 2,83 kg dari daun Dasymaschalon dasymaschalumdengan pelarut EtOAc pada temperature ruang. Hasil isolasi kemudian ditentukan strukturnya dengan menggunakan data IR, HRMS, H-NMR, dan C-NMR. Senyawa isolasi Dasymaschalon dasymaschalumsebagai berikut :
a. 3b-hydroxy-21-O-acetyl 24-methylenecycloartane
a. 3b-hydroxy-21-O-acetyl 24-methylenecycloartane
Senyawa 3b-hydroxy-21-O-acetyl 24-methylenecycloartanemerupakan jenis kelompok cycloartan triterpenoid, dengan prekusor isoprene, dan merupakan jalur biosintesis mevalonat. Struktur ini memiliki rumus molekul C33H54O. Senyawa ini diidentifikasi dari data IR yang menunjukkan serapan ester karbonil pada 1740 cm-1. Dari data 1H-NMR dan 13C-NMR terdapat tiga proton singlet pada δ 2.00 dan karbon metil pada δ 21.0 dan ester karbonil pada δ 171.3. Dari data dapat disimpulkan senyawa tersebut adalah 3b-hydroxy-21-O-acetyl24-R1 R2 R3 R4 R5 OMe OH OMe H H
b. 3b,21-dihydroxy-24,31-epoxy-24-methylenecycloartane
Senyawa3b,21-dihydroxy-24,31-epoxy-24-methylenecycloartanemerupakan kelompok cycloartan triterpenoid dengan prekursor isoprene dan termasuk jalur biosintesis mevalonate. Senyawa ini memiliki rumus molekul C31H52O3 dengan berat [M+Na]+ pada m/z 495.3807 yang ditentukan dari HR-TOF-APCI-MS. Dari data 1H-NMR dan 13C-NMR diperoleh proton methilen ganda pada δ 3.28 (J = 11.0 Hz) dan 3.57 (J = 11.0 Hz) dan karbon oxymethilenpada δ 63.5 dan karbon
oxyquaternary pada δ 76. Serta pada rentang panjang hubungan HMBC antara C-24 (δ 76.0) dan H-25 (δ 2.37), H-26 (δ 0.90), H-27 (δ 0.85) and Ha-31 (δ 3.57) and C-23 (δ 25.8) and Ha-31 (δ 3.57) and Hb-31 (δ 3.28) dapat diidentifikasi ada cincin epoxsi diantara C-24 dan C-31 sehingga diperoleh senyawa 3b,21-dihydroxy-24,31-epoxy-24-methylenecycloartane. Struktur 3b,21-dihydroxy-24,31-epoxy-24-methylenecycloartane
c. 7-hydroxy-6,8-dimethoxyflavanone
Senyawa 7-hydroxy-6,8-dimethoxyflavanone merupakan turunan jalur campuran sikimat dan asetat/malonat, dan termasuk kelompok flavonoid. Berdasarkan HR-TOF-APCI-MS dapat diketahui ion molekul [M+H]+dengan m/z 301.1062, sehingga memiliki rumus struktur C17H16O5. Senyawa ini diperoleh dari data UV, IR, 1H-NMR dan 13C-NMR. Spectra UV menunjukkan adanya serapan pada panjang gelombang 344,278 dan 238 nm serta spektra IR menunjukkan
adanya gugus hidroksil (3413 cm-1) dan karbonil (1672 cm-1). Spektra 1H-NMR menunjukkan ada lima proton aromatik [δ 7.46 (m, 2H), 7.45 (m, 2H), 7.39 (m, 1H)], cincin fenil monosubtituen (ring B), dan pada sistem ABX pada δ 2.80 (dd, J = 16.8, 2.9 Hz, Ha-3), 3.03 (dd, J = 16.8, 13.4 Hz, Hb-3) dan 5.41 (dd, J = 13.4, 2.9 Hz, H-2) (ring C), dimana mengarah pada struktur flavanone dengan unsubstituen pada ring B. Spectra 1H-NMR juga menunjukkan lima proton methane aromatik singlet padaδ 6.39 (H-5), dua grup metoksi pada δ 3.92(s, 6-OCH3) dan 3.95 (s, 8-OCH3) dan satu grup hidroksi fenolikδ5.56 (s, 7-OH). Spektra 13C-NMRmenunjukkan sinyal cincin aromatik monosubtituen (cincin B) pada δ138.7 (C-10), 126.1 (C-20 dan C-60), 128.9 (C-30dan C-50) dan 128.8 (C-40), satu cincin aromatik pentasubtituen ( cincin A) pada δ 108.5 (C-4a), 96.4 (C-5), 154.0 (C-6), 133.9 (C-7), 146.0 (C-8) dan 157.2 (C-8a), dua karbon metoksi pada δ56.3 (6–OCH3) dan 61.8 (8–OCH3), satu karbon metine oxygenat pada δ79.5 (C-2), satu karbon metilenpada δ 45.5 (C-3) dan satu karbon karbonil pada δ189.5 (4–C5 5O). Sehingga dapat ditentukan bahwa senyawa itu adalah 7-hydroxy-6,8-dimethoxyflavanone. Struktur dari senyawa 7-hydroxy-6,8-dimethoxyflavanone
D. Goniothalamus
D. Goniothalamus
Genus Goniothalamusmerupakan keluarga Annonaceae dan tergolong dalam kingdom Angiosperms (tanaman bunga-bungaan). Taksonomi : AngiospermsAnnonaceaeGoniothalamus Spesies dari genus Goniothalamusantara lain :
1. Goniothalamus marcanii
1. Goniothalamus marcanii
Tumbuhan Goniothalamus marcanii Craib (Annonaceae) banyak ditemukan di utara, timur laut, dan selatan Thailand. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan kecil yang dikenal dengan“Khao-Laam” di Thailand.Contoh dari tumbuhan Goniothalamus marcanii. Telah dilakukan isolasi dari kulit batang Goniothalamus marcaniioleh Soonthornchareonnon et al. (1999). Diperoleh senyawa sebagai berikut :
a. 4-methyl-1-aza-2,9,10-anthracenetrione
Senyawa ini merupakan kelompok alkaloid turunan asam antranilik. Senyawa ini diindentifikasi sebagai 4-methyl-1-aza-2,9,10-anthracenetrione yang diperoleh dari data 1H-NMR dimana terdapat satu gugus metoksi pada 4.01 s dan gugus N-CH3 pada 3.96 s serta pada 13C-NMR terlihat ada N-CH3 3.96 s 3-OCH3 4.01 s dan 35.2, 59.7 serta dari data IR terdapat serapan karbonil quinon dan karbonil lactam pada 1663 cm-1and 1648 cm-1. Pada spektra UV pada panjang gelombang (max 272, 299, 320 nm) menunjukkan konjugasi quinonoid. Berdasarkan HREIMS, senyawa ini mempunyai berat molekul m/z 283.0840, dengan rumus molekul C16H13NO4. Struktur senyawa 4-methyl-1-aza-2,9,10 anthracenetrione
b. 3-methoxy-4-hydroxymethyl-N-methyl-1-aza-2,9,10-anthracenetrione
Senyawa ini merupakan suatu alkaloid quinazoline turunan asam antranilik. Senyawa ini memiliki rumus molekul C16H13NO5 yang ditentukan dengan HREIMS, serta memiliki berat molekul m/z 299.0792. Struktur senyawa ini diperoleh dari data 1H NMR,13C NMR, IR, dan UV. Spektra IR menunjukkan adanya serapan grup hidroksil pada (3480 cm-1). Data dari 1H NMR menunjukkan proton metilen singlet pada δ 4.92 dan δ 3.90, teridentifikasi grup karbon hidroksimetil pada δ 56.3 pada 13C NMR. Dari hasil dapat ditentukan senyawa ini adalah 3-methoxy-4-hydroxymethyl-N-methyl-1-aza-2,9,10-anthracenetrione.
c. 3-methoxy-5-hydroxy-4-methyl-1H-1-aza-2,9,10-anthracenetrione
Senyawa ini merupakan suatu alkaloid quinazoline turunan asam antranilik. Berdasarkan HREIMS diperoleh berat molekul m/z 285.0637, dengan rumus molekul C15H11NO5. Struktur senyawa ini diperoleh dari spektra IR yang menunjukkan serapan karbonil quinon pada(1677 cm-1), karbonil lactam (1641 cm-1), dan hidroksi pada (3484 cm-1). Data 1H NMR menunjukkan ada lima proton hidroksi singlet pada δ 12.55 dan tiga proton aromatik pada δ 7.73 (dd, J ) 7.3, 1.2 Hz, H-8), 7.62 (dd, J ) 8.2, 7.3 Hz,H-7), dan 7.36 (dd, J ) 8.2, 1.2 Hz, H-6). Dapat diidentifikasi bahwa senyawa R1 R2 R3 R4 R5 CH3 OCH3 CH3 H H R1 R2 R3 R4 R5 CH3 OCH3 CH2OH H H
2. Goniothalamus australis
Tumbuhan Goniothalamus australis banyak ditemukan di China, dan Australia.
Telah dilakukan isolasi dari tumbuhan Goniothalamus australis oleh Levrier et al. (2013) dengan diperoleh beberapa senyawa diantaranya sengai berikut :
a. 5,6-dimethoxy-10-methyl-2H-pyrano[2,3-f]quinolin-2-one
a. 5,6-dimethoxy-10-methyl-2H-pyrano[2,3-f]quinolin-2-one
Senyawa ini mempunyai nama trivial goniothalines A dimana merupakan kelompok alkaloids pyridocoumarin. Senyawa ini memiliki rumus molekul C15H13NO4. Hasil dari spektra 1H NMR terlihat terdapat empat metilen pada (δH 8.81, 7.44,8.28, 6.62), dua metoksi pada (δH 4.01, 4.11), dan sebuah C-metil pada (δ H2.97). senyawa ini diidentifikasi dengan nama 5,6-dimethoxy-10-methyl-2H-pyrano[2,3-f]quinolin-2-one
b. Goniothalines B
Merupakan merupakan kelompok alkaloids pyridocoumarin. Senyawa ini belum diberi nama tetapi memiliki rumus molekul C14H11NO4. Memiliki struktur yang hampir sama dengan senyawa C13, hanya berbeda pada rantai R, yaitu H.
c. Anonaine
Merupakan senyawa baru yang belum ketahui nama dan identifikasinya.
Senyawa ini merupakan kelompok alkaloid aporphine. Struktur dari senyawa Anonaine ditunjukkan pada Gambar D8. R=CH3 Gambar D6. Struktur 5,6-dimethoxy-10-methyl-2H-pyrano[2,3-f]quinolin-2-one
E. Fissistigma
Kingdom : Angiosperm
Family : Annonaceae
Genus : Fissistigma
Species :Fissistigma glaucescens, Fissistigma balanisae, Fissistigma braceteolatum,
Fissistigma villosissimum, Fissistigma latifolium
1. Fissistigma glaucescens
Berdasarkan hasil analisis Tran (2014) diperoleh data 0,5 kg daun dan kayunya berasal dari Pu Hung Natural Reverse mengandung sesquiterpen (48.7% dan 40 – 83.8%). Metode pemisahan yang dilakukan adalah ekstraksi minyaknya dengan hidrodestilasi selama 4 jam pada tekanan normal. Selanjutnya dianalisis dengan kromatografi gas dan kromatografi gas - spektrofotometri massa. Sedangkan proses identifikasi penyusun berdasarkan indikasi retensinya (RI). Komponen utama daun berupa sesquiterpen adalah β-bourbonene (16.4%) and β-caryophyllene (6.1%) dan berupa asam lemak adalah eicosane (9.1%), docosane (5.8%) and heptadecane (5.1%). Komponen utama sesquiterpen pada kayu adalah berupa β-caryophyllene (9.7%), α-bisabolol (9.5%), bicycloelemene (5.8%), bicyclogermacrene(5.1%) and longifolene (5.0%).
Telah dilakukan pula pengujian pada Fissistigma glaucescens dari Mt. Nan-Jien, Pingtung-Hsein, Taiwan. Dilakukan ekstraksi dan isolasi pada kulit akar keringnya, sebanyak 1 kg sampel diekstraksi dengan menggunakan MeOH pada suhu ruang. Kombinasi MeOH dievaporasi dan dipartisikan untuk memperoleh n_heksana, CHCl3, dan larutan ekstrak. Basa didalam CHCl3diekstraksi dengan HCL 3%. HCl dibasakan dengan menggunakan NH4OH dan diekstraksi dengan CHCl3. Larutan CHCL3 dikeringkan dan dievaporasi hingga diperoleh residu kental kecoklatan. Residu tersebut dipisahkan dengan menggunakan kolom silika gel dan dimurnikan dengan silika gel CC dengan preparasi kromtografi lapis tipis dengan eluen EtOAc-MeOH-NH4OH = 200:100:1. Dari hasil KLT diperoleh atherosperminine N-Oxide (23,3 mg) dan fissiscesine N-Oxide (1,2 mg).
Dari hasil pengujian diperoleh Yang Chang telah berhasil mengisolasi dua phenanthrene alkaloid berupa fissicesine dan fissicesine N-oxide (turunan alkaloid) bersama dengan tiga oxoaporphines yang telah diketahui jenisnya yakni liriodenine, oxocrebaine dan kuafumine dan dua phenanthrene atherosperiminine dan atherosperiminine dari akar Fissistigma Glaucescence. Analisis hasil isolasi dilakukan dengan menggunakan NMR, IR, Spektrofotometri UV, EIMS dan HRMS. Diperoleh hasil sebagai berikut,
Dari hasil pengujian diperoleh Yang Chang telah berhasil mengisolasi dua phenanthrene alkaloid berupa fissicesine dan fissicesine N-oxide (turunan alkaloid) bersama dengan tiga oxoaporphines yang telah diketahui jenisnya yakni liriodenine, oxocrebaine dan kuafumine dan dua phenanthrene atherosperiminine dan atherosperiminine dari akar Fissistigma Glaucescence. Analisis hasil isolasi dilakukan dengan menggunakan NMR, IR, Spektrofotometri UV, EIMS dan HRMS. Diperoleh hasil sebagai berikut,
Fissicesine. Berupa amorf. Dengan hasil analisis IR : 1580 (phenyl), UV : 224 (4,15), 240sh (4,26), 245 (4,38), 251sh (4,27), 258 (4,40), 292 (3,79), 306 (3,83), 319 (3,87), 348 (3,23) dan 366 (3,23), EIMS : 339 ([M]+, 7,1) 281 (1,0), 256 (1,3), 167 (1,0) dan 58 (100), HRMS : 339, 1823 (C12H25NO3/ 339, 1834), HNMR : δ2,54 (6H,s,N-Me x2), 3,89 (3H,s,C-4OMe), 4,01 (6H, s,C-3 dan C-8 OMe), 7,04 (1H,d,, J=8,5 Hz), 7,29 (1H,d,J=9,5Hz,H-9), 8,18 (1H,d,J=9,5Hz,H-10) dan 9,27 (1H,d,J=8,8Hz, H-5), CNMR :δ131,48(s,C-1_, 125,60(s,C-1a), 124,27(s,C-1b), 106,62(d,C-2), 146,63(s,C-3/C-8), 155,74(s,C-40, 115,69(d,C-5),131,71(s,C-5a), 119,59(d,C-6),126,95(d,C-7), 151,30(s,C-8/C-3), 126,64(s,C-8a), 121,53(d,C-9), 120,75(d,C-10), 44,56 (qx2, N-Mex2), 60,16(t,C-α), 31,24(t,C-β), 55,95(q,C-3/C-8OMe), 60,01 (q, C-4 OMe), 56,90(q,C-8/C-3 OMe)
Fissicesine N-oxide. Berupa minyak basa kekuningan. Dengan hasil analisis IR :
1580 (phenyl), UV:225 (4.13),247 (4.35),253sh(4.24),259 (4.36), 294(3.75), 308(3.80), 320(3.85), 347 (3.21), dan 366(3.21), EIMS : 355 ([M]+, 11.1),339(18.3),338(9.4), 325(36.5),294(44.1),281 (l00), 267 (34.9). 252 (18.5) dan 58,(72.4), HNMR :63.34(6H,s, N-Me x 2), 3.87(3H, s, C-4 OMe), 4.00(3H,s, C-3/C-8 OMe), 4.01 (3H, s, C-8 or C-3 OMe), 7.03 (lH, d, J=8.0 Hz, H-7),7.34(1H,s, H-2). 7.54(1H dd,.l=8.0and 8.8 Hz,H-6), 7.83 (lH, d, J=9.5 Hz, H-9), 8.16 (lH, d, J=9.5 Hz, H-IO) and 9.25(lH, d, J=8.8 Hz, H-5).
2. Fissistigma balanisae
2,14 kg Ranting dari F. Balanisae yang diperoleh dari Yunna Selatan, China telah berhasil diekstraksi dan diisolasi. Ekstraksi dilakukan secara berulang dengan menggunakan EtOH pada suhu kamar secara berulang kemudian pelarutnya dievaporasi pada kondisi tekanan tertentu. Ekstrak sebanyak 144,5 g dipartisi untuk memperoleh CHCl3, n-BuOH dan aquaeous larutan. CH3CL diekstraksi dengan 3% HCl untuk mendapatkan lapisan CHCl3 netral dan larutan aquaeous yang asam. Terakhir dibasakan dengan NH4OH dan diekstraksi dengan CHCl3 dan diuji dengan reagen Dragendoff. Hasilnya diketahui bahwa larutan positif mengandung alkaloid. Alkaloid tesebut dikromatografi dengan silika gel 60 dan dielusi dengan CHCl3-EtOAc-MeOH. Selanjutnya dilakukan pemurnian dengan silika gel CC dan preparasi KLT. Hasilnya diperoleh columbamine (4.5 mg), dehydrodiscretamine (4.5 mg) dan fissisaine (6 mg). Larutan dianalisis dengan instrumen spektrofotometri UV, NMR, HETCOR, NOESY, FABMS dan EIMS.
Fissisaine . Berwarna kuning pudar dan titik leleh nya lebih dari 300˚ C. Hasil analisis intrumen diperoleh IR : 3400, 1600, 1560, 1500, 1220. UV 206, 230, 282, 337 nm. HREIMS [M] ÷ m/z: 354.1323 (C20H20O5N+, kalkulasi 354.1341). FAB-MS m/z : 354 [M] ÷ (13), 176 (23), 154 (100), 137 (78) dan 136 (84), H NMR (400 MHz, CD3OD) 6:9.63 (1H, s, H-8), 8.77 (1H, s, H-13), 7.90 (1H, d, J = 8.8 Hz, H-12), 7.77 (1H, d, J = 8.8 Hz, H-I 1), 7.29 (1H, s, H-I), 4.88 (2H, t, J-~ 6.8 Hz, H-6), 4.15(3H, s, 9-OCH3), 4.01 (3H, s, 2-OCH3), 3.89 (3H, s, 3-OCH3), 3.23 (2H,
t, H-5).
Thaipetaline (2). Berupa amorf kuning, dengan titik leleh 229-232 °C. Hasil analisis instrumenUV (EtOH) 208, 282 nm. IR: 3300, 1610, 1580, 1490,1240. HREIMS [M]+ m/z: 357.1576 (C20H23O5N,kalkulasi 357.1576). EIMS m/z: 357 [M] ÷ (62), 356 (57), 326 (14), 208 (100), 206 (26), 192 (26), 150 (31), 149 (52).
Kikemanine (3). Berupa bubuk kuning.Hasil analisis instrumen IR : 3550, 2900, 1600. UV 211,253, 283 nm. ElMS m/z : 341 [M] ÷ (47), 340 (49), 310 (11), 192 (100),206 (26), 192 (100), 190 (34), 150 (17), 149 (31), 135 (35).
Columbamine (4). Berupa bubuk kuning. IR : 3400, 1605, 1505, 1290, 1240, 1150, 1090. UV 206, 225, 265, 345 rim. EIMS m/z: 338 [M] ÷ (37), 323 (100), 307 (41), 294 (18), 278(23), 250 (12), 161 (16)
Dehydrodiscretamine (5). Berupa amorf merah. IR : 1605, 1535, 1515, 1325, 1290, 1240. UV 206, 230, 286, 356 nm. ElMS m/z: 324 [M]+ (8), 323 (20), 309 (19), 294 (9), 278 (5), 191 (3), 178 (3), 154 (3)
3. Fissistigma braceteolatum
Berdasarkan hasil analisis Tran (2014) diperoleh data 0,5 kg daun dan kayunya berasal dari Pu Mat National Park mengandung sesquiterpen (48.7% dan 40 – 83.8%). Metode pemisahan yang dilakukan adalah ekstraksi minyaknya dengan hidrodestilasi selama 4 jam pada tekanan normal. Selanjutnya dianalisis dengan kromatografi gas dan kromatografi gas - spektrofotometri massa. Sedangkan proses identifikasi penyusun berdasarkan indikasi retensinya (RI). Daun dan kayu mengandung, sesquiterpen (50-83.8%), Tangkainya mengandung monoterpen (26.6%), β-bourbonene (13.6%), (E)-β-ocimene (12.6%) dan (E,E)-α-farnesene (11.2%). Daunnya mengandung epi-α-murolol (17.8%), caryophyllene oxide (13.1%), bicycloelemene (10.5%), α-amorphene (7.5%) dan α-cadinol (7.2%).
4. Fissistigma villosissimum
Berdasarkan hasil analisis Tran (2014) diperoleh data 0,5 kg daun dan
kayunya berasal dari Pu MatNational Park diperoleh beberapa senyawa. Metode
pemisahan yang dilakukan adalah ekstraksi minyaknya dengan hidrodestilasi selama 4
jam pada tekanan normal. Selanjutnya dianalisis dengan kromatografi gas dan
kromatografi gas - spektrofotometri massa. Sedangkan proses identifikasi penyusun
berdasarkan indikasi retensinya (RI). Daun dan kayu mengandung sesquiterpenes (40 – 83.8%), komponen utama sesquiterpen pada daun adalah bicycloelemene (13.0%),
bicyclogermacrene (11.5%), spathulenol (11.4%), germacrene D (10.6%) dan β-
caryophyllene (6.5%) dan pada kayunya adalah elema-1,3,11(13)-triene-12-ol
(17.0%), germacreneD (10.3%), bicyclogermacrene (5.2%), globulol (8.2%) dan
sebuah asam lemak, heneicosane (8.2%).
5. Fissistigma latifolium
Berdasarkan hasil analisis Tran (2014) diperoleh data 0,5 kg daun dan kayu kering berasal dari Pu Hung Natural Reverse diperoleh beberapa senyawa. Metode pemisahan yang dilakukan adalah ekstraksi minyaknya dengan hidrodestilasi selama 4 jam pada tekanan normal. Selanjutnya dianalisis dengan kromatografi gas dan kromatografi gas - spektrofotometri massa. Sedangkan proses identifikasi penyusun berdasarkan indikasi retensinya (RI). Daun dan kayu mengandung sesquiterpen (40 – 83.3%) berupa γ-elemene (14.9% dan 19.0%), valerenol (2.7% dan 16.9%) and viridiflorol (9.1% dan 8.5%). Pada daun terkandung monoterpen berupa dihydro carveol (14.0%). Dan pada daun dan kayu juga terdapat Eugenol (9.2% dan 11.6%). Berdasarkan penelitian Asmah (2010), diketahui bahwa pada tanaman Fissistigma latifolium memiliki kandungan senyawa alkaloid. Sampel berupa kayu kering F. latifolium sebanyak 1 kg, dihilangkan lemaknya terlebih dahulu dengan petroleum ether (5L) selama semalam kemudian diekstraksi dengan diklorometan (7.5% dan methanol (10%) selama 8 jam menggunakan ekstraktor soxhlet. Ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi asam – basa. Hasil ekstraksi berupa alkaloid dengan jumlah sangat sedikit (3.5%) kemudian dilakukan SPE flash kolom dengan sistem gradien eluen hexane : etil asetat dan diklorometan : metanol menunjukan terdapatnya 29 fraksi. Analisis komponen kimianya dilakukan dengan menggunakan 1H-NMR dan 13CNMR, NMR spektrometer, FT-IR, digital polarimeter, Thermo Finnigan Automas Multi dan Spektrofotmetri UV-VIS. Penelitian pada kayu Fisisstigma latifolium menunjukkan bahwa terdapat alkaloid aporphine baru berupa (-)-N-methylguattescidine dan kedelapan alkaloid seperti yang telah diketahui : liriodenine (2), oxoxylopine (3), (-)-asimilobine (4), dimethyltryptamine (5), (-)-remerine (6), (-)-anonaine (7), columbamine (8) and lysicamine (9). (-)-N-methylguattescidine merupakan alkaloid baru berupa 6a- methylated-7-oxo-aporphine alkaloid dengan rumus molekular C19H17O4N (berdasarkan HRESIMS). Dari hasil analisis diketahui m/z 324,3581 (kalkulasi 324,3595), spektra UV : 310 nm, IR : 1.710 dan 3.409, 13C NMR dan 1HNMR
F. ANNONACEAE (Genus Polyalthia)
Genus Polyalthia merupakan kelompok annonaceae yang memiliki 120 spesies. Annonaceae merupakan keluarga dari Angiospermae. Taksonominya adalah sebagai berikut
Angiospermae → Annonaceae → Polyalthia
Sekitar 14 spesies dari genus ini telah diteliti dan menghasilkan diterpenes, triterpen, nitrogen heterosiklik, indolosesquiterpene, benzilisoquinoline, protoberberine, bisbenzilisoquinoline dan apor-phine. Contoh isolasi genus Polyalthia adalah sebagai berikut :
1. Polyalthia suberosa
Polyalthia suberosa merupakan tumbuhan semak yang didistribusikan di seluruh Asia Tenggara dan Cina selatan. Bagian dari P. suberosa termasuk daun, batang dan kulit telah diselidiki. Senyawa yang teridentifikasi yaitu kumarin, triterpene, sterol, alkaloid, dan senyawa nitrogen heterosiklik. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah batangnya, batang P. suberosa diperoleh dari provinsi Kalasin bagian timur laut Thailand. Tumbuhan ini disimpan di hutan Herbarium, milik departemen Kehutanan, jalan Paholyothin, Bangkok 10900. Menariknya, penelitian pada batang dan daun P. suberosa ini didaerah Cina selatan telah menghasilkan penemuan baru yaitu triterpen, suberosol, sebagai anti-HIV.
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan berada di Universitas Mahidol yaitu Bruker DPX 300 dalam CDCl3, menggunakan standar internal TMS. MS diukur pada 70 eV. Bubuk halus batang (5,5 kg) yang disaring dengan MEOH (12 L) pada temperature ruang selama 4 hari, kemudian disaring, proses ini diulang empat kali. Penguapan pelarut menghasilkan ekstrak MeOH mentah (282,2 g), yang selanjutnya diekstraksi dengan aseton panas (8 L) dalam alat Soxhlet selama 16 jam. Penghapusan pelarut memberikan ekstrak aseton mentah (61.6 g).
Isolasi atau pemisahan ekstrak batang dari tumbuhan P. suberosa menggunakan kromatografi kolom dengan fase diamnya silika gel 60 (70-230 mesh) dan eluennya aseton-n-heksana 20%, kemudian di KLT menghasilkan senyawa baru yaitu senyawa 1-aza-9,10-dimethoxy-4-methyl-2-oxo-1,2-dihydroanthracene.
Dari hasil penelitian, diperoleh senyawa yang mengkristal sebagai jarum orange (40.9 mg) dari EtOH-CH2Cl2, yang ditandai dengan rumus molekul C16H15NO3 berdasarkan puncak pada m/z = 269. Senyawa ini diukur menggunakan 1H NMR, diperoleh 2 singlet pada δ 3.97 dan 3.99 yang mengindikasikan adanya 2 gugus metoksi. Singlet pada δ 2.79 dalam spektra 1H NMR menjelaskan adanya gugus metil yang terhubung dengan karbon sp2, didukung oleh adanya luasnya resonansi proton (δ 6.47) sepanjang kopling dengan gugus metil. Terdapat resonansi proton aromatik yang berdampingan yaitu pada δ 8.17 (d, H-5); 8.06 (d, H-8); 7.43-7.49 (m, H-6); 7.54-7.61 (m, H-7) yang menjelaskan adanya benzena 1,2-disubstitusi. H-5 memiliki puncak yang bersilangan dengan H-6, Sementara H-6 akan berikatan dengan H-5 dan H-7, H-7 akan memiliki puncak yang bersilangan dengan H-8, dan H-8 akan berinteraksi dengan H-7, ini merupakan pergeseran kimia proton aromatik cincin A. ada spektra
Isolasi atau pemisahan ekstrak batang dari tumbuhan P. suberosa menggunakan kromatografi kolom dengan fase diamnya silika gel 60 (70-230 mesh) dan eluennya aseton-n-heksana 20%, kemudian di KLT menghasilkan senyawa baru yaitu senyawa 1-aza-9,10-dimethoxy-4-methyl-2-oxo-1,2-dihydroanthracene.
Dari hasil penelitian, diperoleh senyawa yang mengkristal sebagai jarum orange (40.9 mg) dari EtOH-CH2Cl2, yang ditandai dengan rumus molekul C16H15NO3 berdasarkan puncak pada m/z = 269. Senyawa ini diukur menggunakan 1H NMR, diperoleh 2 singlet pada δ 3.97 dan 3.99 yang mengindikasikan adanya 2 gugus metoksi. Singlet pada δ 2.79 dalam spektra 1H NMR menjelaskan adanya gugus metil yang terhubung dengan karbon sp2, didukung oleh adanya luasnya resonansi proton (δ 6.47) sepanjang kopling dengan gugus metil. Terdapat resonansi proton aromatik yang berdampingan yaitu pada δ 8.17 (d, H-5); 8.06 (d, H-8); 7.43-7.49 (m, H-6); 7.54-7.61 (m, H-7) yang menjelaskan adanya benzena 1,2-disubstitusi. H-5 memiliki puncak yang bersilangan dengan H-6, Sementara H-6 akan berikatan dengan H-5 dan H-7, H-7 akan memiliki puncak yang bersilangan dengan H-8, dan H-8 akan berinteraksi dengan H-7, ini merupakan pergeseran kimia proton aromatik cincin A. ada spektra
13C NMR, diperoleh data pada δ 161.77 adalah karbonil pada amida. Pada δ 61.90 dan 64.00 terdapat dua karbon metoksi. Saat diukur menggunakan IR, diperoleh spektra yang menunjukkan adanya frekuensi lemah regangan C=O pada 1663 cm-1 dan regangan NH yang luas pada 3391 cm-1, hal ini mengindikasi adanya gugus amida dalam struktur. Saat diukur dengan UV, diperoleh spektrum yang menunjukkan pergeseran bathokromik dalam 2.5 N larutan NaOH, dengan tidak adanya perubahan dalam penambahan HCl ke larutan etanol, hal ini mendeskripsikan untuk dielsine dan dielsinol. Sehingga nama dari senyawa ini adalah 1-aza-9,10-dimethoxy-4-methyl-2-oxo-1,2-dihydroanthracene. Pada senyawa tersebut termasuk ke dalam kelompok alkaloid, dan termasuk jenis azaanthracene. Senyawa tersebut termasuk turunan dari quinoline dan acridin. Gambar F2. 1-aza-9,10-dimethoxy-4-methyl-2-oxo-1,2-dihydroanthracene
2. Polyalthia bullata
P. bullata adalah pohon kecil yang tumbuh secara luas di Benua India dan Semenanjung Melayu. Tanaman ini adalah salah satu spesies yang digunakan di Malaysia sebagai afrodisiak ‘tonquat ali’ (spesies lainnya adalah Eurycoma longifolia).
Penelitian ini, menggunakan kulit batang P. bullata ((400 g) yang diekstrak menggunakan etil asetat dalam soxhlet, yang kemudian dipisahkan menggunakan kromatografi kolom dengan silika gel. Lalu diKLT preparatif menggunakan petrol:EtOAc = 4:1, 22:13, dan 17:3. Pada penelitian ini dihasilkan 5 senyawa alkaloid. Kelima senyawa ini memiliki kerangka dasar yang sama, yang membedakannya hanya tempat atom. Senyawa tersebut adalah
a. 7,7'-Bisdehydro-O-methylisopiline
Senyawa 1, berbentuk mikrokristal berwarna coklat kekuningan, dengan titik leleh 268-270⁰C. Dari pengukuran IR, diperoleh serapan pada 3390 cm-1 (NH) dan 3020, 1600, 1560, 930 cm-1
(aromatik). Dari spektrum massa diperoleh [M]+ pada m/z 616 (C38H36N2O6) dan [M/2+H]+ pada m/z 309 (C19H19NO3). Fragmentasi pada m/z 309-616 menunjukkan adanya struktur dimer pada senyawa 1. Dari pengukuran 13C NMR diperoleh 4 aromatik methines (δc 123.1, 123.8, 126.8 dan 127.2), dua methylene (δc 23.8 dan 40.5) dan tiga karbon metoksi (δc 60.4, 60.9 dan 61.3). Untuk 1H NMR, diperoleh 4 aromatik [δH 7.15 (dd, J=8.2, 1.5 Hz, H-8, H-8'), 7.23 (dt, J=8.2, 1.4Hz, H-9, H-9'), 7.37 (dt, J=8.4, 1.4 Hz, H-10, H-10')], dan 3 gugus metoksi [δH 4.14 (s), 4.06 (s) dan 4.00 (s)] yang menunjukkan cincin A yang tersubstitusi. Sehingga nama dari senyawa 1 ini adalah 7,7'-Bisdehydro-O-methylisopiline.
b. 7-Dehydronornuciferinyl-7’-dehydro-O-methyl-Isopiline
Senyawa 2, berbentuk mikrokristal berwarna coklat kekuningan dengan titik leleh >310⁰C. Dari pengukuran IR, diperoleh serapan NH (3391cm-l) dan aromatik (3020, 1602, 1560 dan 932 cm-1). Spektrum massa menunjukkan [M]+ pada m/z 586 (C37H37N2O5) dan fragmen utama pada m/z 309 (C19H19NO3) serta m/z 279 (C18H17NO2). Spektrum 1H NMR menunjukkan δH 9.65 (br, d, J=8.5 Hz, H-11) dan 9.58 (br, d, J=8.1 Hz, H-11'), proton aromatik singlet pada δH 7.12 (H-3), 6 proton aromatik antara (δH 7.10 dan 7.14 (m), 5 gugus metoksi [δH 4.13 (s), 4.06 (s), 4.05 (s), 3.99 (×2)(s)] dan 8 proton alifatik antara δH 3.15 dan 3.43(m). Dari 13C NMR menunjukkan struktur yang asimetrik. Sehingga nama dari senyawa 2 ini adalah 7-Dehydronornuciferinyl-7’-dehydro-O-methyl-Isopiline .
c. urabaine
Pada senyawa 3 berbentuk bubuk kristal hijau dengan titik leleh >282⁰C. Dari pengukuran data IR, diperoleh data vmax: 3404 (NH), 3020, 2940, 2840, 1523, 1420, 1020, 930 cm-1. Nama dari senyawa 3 adalah urabaine. Dan ketiga senyawa tersebut termasuk ke dalam turunan aporphine. Ketiga senyawa alkaloid itu merupakan gabungan (dimer) dari 2 turunan aporphine.
d. dehydro-O-methylisopiline
Senyawa ke-4 ini hampir sama dengan senyawa 1. Dimana pada senyawa 4 hanya ada 1 saja turunan aporphine. Senyawa ini termasuk kedalam kelompok alkaloid.
e. dehydronornuciferine Senyawa ke-5 ini sama dengan senyawa 4, yang membedakan hanya pada rantai R-nya. Senyawa ini termasuk kedalam kelompok alkaloid. Dimana pada senyawa 5 hanya ada 1 saja turunan aporphine.
3. Polyalthia lancilimba
Polyalthia lancilimba merupakan keluarga Annonaceae, yang diperoleh dari Yunnan, Cina. Kulit batang Polyalthia lancilimba seberat 2700 gram diekstrak menggunakan EtOH 95% dan diletakkan dalam vakum. Kemudian dihentikan pada H2O dan diekstraksi dengan CHCl3. Kemudian dilakukan pemisahan kromatografi kolom dengan silika gel : EtOAc. Dan diukur menggunakan NMR untuk mengetahui struktur hasil isolasi, EI-MS untuk mengetahui berat molekul, UV, dan IR untuk mengetahui gugus fungsi. Senyawa yang diisolasi dari kulit batang Polyalthia lancilimba yaitu :
a. 24-Methylenelanosta-7,9(11)-dien-3β,15α-diol
Senyawa 1 setelah diukur menggunakan 1H NMR, menunjukkan adanya 2 proton olefinic, exomethylene, 2 oxymethines, 3 metil sekunder dan 5 tersier. Spektrum 13C NMR menunjukkan karbon yang termasuk 8 methyl, 8 methylen, 8 methines dan 7 karbon kuartener. Spektrum massa HR-EI menunjukkan ion molekuler pada m/z 454.3812 dengan rumus molekul C31H50O2. Senyawa 1 merupakan suatu triterpene, dimana terdapat satu tambahan sp2-methylene. Fragmen ion spektrum massa EI pada m/z 327 memperlihatkan kehilangan 9 atom karbon. Senyawa 1 adalah triterpenoid (C30) tetracyclic, yang memiliki prekursor isopren, senyawa ini melewati jalur mevalonat.
b. 24-Methylene-lanosta-8-en-2β,3β,21-triol
Senyawa 2 ini memiliki komponen dengan 31 karbon, tiga gugus oxy (δ 71.3, 78.3 dan 62.5 pada spektrum 13C NMR; δ 4.04, 3.13 dan 3.65 pada 1H NMR). Spektrum massa HR-EI menunjukkan ion molekuler m/z 472.3925 dengan rumus molekul C31H52O3. Senyawa 2 ini, memiliki dua ikatan rangkap (δ133.8, 135.3, 106.2, 156.6 dalam 13C NMR) dan 4 cincin. Data pada 13C NMR and 1H NMR memperlihatkan adanya ikatan olefinic, 2 metil dan methine, dimana hampir identik dengan pada senyawa 1, perbandingannya C-24 sampai C-27 dan C-24. Senyawa ini merupakan triterpenoid (C30), yang disusun oleh prekursor isopren. Senyawa ini melewati jalur mevalonat.
4. Polyalthia oliveri Polyalthia oliveri merupakan spesies yang dimiliki oleh keluarga Annonaceae,
tanaman ini memiliki tinggi 13-15 m yang ditemukan di kawasan hutan hujan dari Sierra Leone ke Ghana dan di wilayah tengah Kamerun. Tanaman ini digunakan untuk pengobatan tradisional, seperti demam, penyakit kulit, hipertensi, dan malaria. Kulit batang Polyalthia oliveri yang tersuspensi dalam air diekstrak menggunakan CH2Cl2:MeOH (1:1) dan etil asetat (EtOAc). Dari hasil pengukuran LC-MS, IR, NMR dan single-crystal XRD, diperoleh hasil bahwa terdapat 3 senyawa yang teridentifikasi sebagai Indolosesquiterpene. Ketiga senyawa tersebut merupakan gabungan dari gugus indol dan terpen. Dengan prekursor adalah isopren dan triptofan. Senyawa tersebut adalah sebagai berikut :
a. 8α-polyveolinone
Pada senyawa 1, hasil LC-MS menunjukkan ion puncak [M+H]+ pada m/z 338.2473, dengan formula C23H32NO. Berdasarkan spektrum IR terdapat cincin aromatik (1618 dan 1595 cm-1), amina (3300 cm-1) dan gugus karbonil (1695 cm-1). Spektrum 13C NMR mengindikasikan 25 atom karbon termasuk 4 metil (δc 19.3, 23.8, 29.2, 22.6), atom karbon tersier dan 7 kuartener. Spektrum H NMR, terdapat 4 grup metil pada δH 1.08 and 0.89 (3H,s), 0.80 (6H,s) dan 2 metuna pada δH 4.73 (ddd,2, 7.7,9.5), 3.50 (d,9.5). δH 7.26 (2H,d,7.2), 7.40 (1H,dd,7.2,7.2), 7.40 (1H,dd,7.2,6.4) dan 7.55
(1H,d,6.4), dimana khas untuk cincin benzena tersubstitusi.
b. N-acetyl-8α-polyveolinone
b. N-acetyl-8α-polyveolinone
Pada senyawa 2, berdasarkan hasil LC-MS dperoleh formula C25H34NO2 dengan Mr=380.2589 untuk ion [M+H]+. Untuk pengukuran IR dan NMR, hasilnya sama dengan struktur senyawa 1, dimana pada spektrum IR terdapat serapan kuat di 1656 cm-1 sesuai dengan gugus karbonil amida.
c. 8β-configured N-acetyl-polyveoline
c. 8β-configured N-acetyl-polyveoline
Pada senyawa 3, diperoleh hasil dari LC-MS menunjukkan ion [M+H]+ pada m/z 382.27406 memiliki rumus formula C25H36NO2, yang memperlihatkan 9 ikatan rangkap ekuivalen. Untuk IR, diperoleh gugus hidroksil (3310 cm-1) dan karbonil amida (1665 cm-1). Spektra H dan 13C NMR untuk senyawa 1–3 hampir identik, kecuali 2 singlet pada δH 3.40 (oxymethine) dan 2.25 (acetyl) didalam spektrum 1H NMR senyawa 3. Senyawa 2 dan 3 diuji antiplasmodial dan sitotoksik untuk menghambat strain NF54 dalam parasit malaria pada sampel tikus (Plasmodium falciparum). Hasil yang diperoleh menunjukkan aktivitas antiplasmodial yang sedang terhadap Plasmodium falciparum dan sitotoksik rendah pada myoblast kerangka baris sel L6 tikus. Senyawa 2 memiliki potensial lebih tinggi dari senyawa 3, ini mungkin disebabkan oleh adanya gugus karbonil di C-3 dan perubahan konfigurasi di C-8.
BAB III
KESIMPULAN
1. Genus yang termasuk dalam keluarga Annonaceae diantaranya, Annona, Cananga, Dasymaschalon, Goniothalamus, Fissistigma, Polyalthia (6 genus yang di bahas), Alphonsea, Ancana, Annickia, Anomianthus, Anonidium, Balonga, Bocagea, Bocageopsis, Boutiquea, Dennettia, Desmopsis, Ellipeiopsis, Enicosanthum, Pseuduvaria, Pyramidanthe, Raimondia, Reedrollinsia, Stenanona, Tetrameranthus, Toussaintia, Monodora, Mosannona, Neostenanthera, Neo-uvaria, Onychopetalum, Ophrypetalum dan lain-lain.
2. Senyawa yang dapat diisolasi dari keluarga annonaceae antara lain :
A. Genus Annona
1. Annona muricata
Beberapa senyawa kelompok acetogenin, dengan precursor poliketida, jalur asetat, yakni : annoreticuin-9-one, cis-annoreticuin, sabadelin, cohibin A dan cohibin B.
2. Annona dioica
Beberapa senyawa kelompok alkaloid, antara lain: alkaloid 1 dan alkaloid 2.
B. Genus Cananga
1. Cananga odorata
Beberapa senyawa kelompok lignan dengan prekusor phenylpropanoid, jalur sikimat, yakni: Canangalignan I dan Canangalignan II. Serta beberapa senyawa kelompok sesquiiterpen dengan precursor isoprene, jalur mevaonat, antara lai : Canangaterpene I, Canangaterpene II, Canangaterpene III. Beberapa senyawa kelompok monoterpen dengan precursor isoprene, jalur
mevaonat, antara lain: Canangafruticoside A, Canangafruticoside B dan Canangafruticoside C.
2. Cananga latifolia
Beberapa senyawa kelompok acetogenins, Prekusor poliketida, jalur mevalonate acetate, antara lain: Cananginones A, Cananginones B, Cananginones C. Serta beberapa kelompok linear sesquiterpenes dengan prekusor terpen jalur mevalonat, antara lain: (2E,6E,10R)-11-butoxy-10-
hydroxy-3,7,11-trimethyldodeca-2,6-dienoic acid methyl ester, (2E,6E)-3,7,11-trimethyl-10-oxododeca-2,6-dienoic acid methyl ester dan (2E)-3-methyl-5- [(1 0S,2 0R,6 0R)-1 0,2 0,6 0-trimethyl-3 0-oxocyclohexyl]-pent-2-enoic acid methyl ester.
C. Genus Dasymaschalon
1. Dasymaschalon blumei
Beberapa senyawa alkaloid, antara lain: 3,5-dihydroxy 2,4- dimethoxy aristolactam, Aristolactam, Goniopedaline. 2. Dasymaschalon dasymaschalum Beberapa senyawa kelompok cycloartan triterpenoid, dengan prekusor isoprene, jalur biosintesis mevalonat, antara lain: 3b-hydroxy-21-O-acetyl 24-methylenecycloartane, 3b,21-dihydroxy-24,31-epoxy-24-methylenecycloartane, dan 7-hydroxy-6,8-dimethoxyflavanone.
D. Genus Goniothalamus
1. Goniothalamus marcanii Craib
Beberapa senyawa kelompok alkaloid turunan asam antranilik, antara lain: 4-methyl-1-aza-2,9,10-anthracenetrione, 3 - methoxy- 4 - hydroxymethyl - N - methyl - 1- aza - 2, 9,10-anthracenetrione dan 3- ethoxy-5-hydroxy-4-methyl-1H -1-aza-2,9,10-anthracenetrione.
2. Goniothalamus australis
2. Goniothalamus australis
Beberapa senyawa kelompok alkaloids pyridocoumarin, antara lain: 5,6-dimethoxy-10-methyl-2H-pyrano[2,3-f]quinolin-2-one dan Anonaine.
E. Genus Fissistigma
1. Fissistigma glaucescens
Beberapa senyawa kelompok alkaloid, antara lain: fissicesine dan fissicesine N-oxide.
2. Fissistigma balanisae
Beberapa senyawa kelompok alkaloid, antara lain: Fissisaine, Thaipetaline, Kikemanine, Columbamine, Dehydrodiscretamine.
F. Genus Polyalthia
1. Polyalthia suberosa
Senyawa kelompok alkaloid, dan termasuk jenis azaanthracene. Senyawa tersebut termasuk turunan dari quinoline dan acridin, antara lain: 1-aza-9,10-dimethoxy-4-methyl-2-oxo-1,2-dihydroanthracen.
2. Polyalthia bullata Beberapa Senyawa kelompok alkaloid, antara lain 7,7'-Bisdehydro - O - methylisopiline, 7 - Dehydronornuciferinyl -7’ - dehydro - O - methyl - Isopiline, urabaine, dehydro-O- methylisopiline, dehydronornuciferine.
3. Polyalthia lancilimba
2. Polyalthia bullata Beberapa Senyawa kelompok alkaloid, antara lain 7,7'-Bisdehydro - O - methylisopiline, 7 - Dehydronornuciferinyl -7’ - dehydro - O - methyl - Isopiline, urabaine, dehydro-O- methylisopiline, dehydronornuciferine.
3. Polyalthia lancilimba
Beberapa senyawa kelompok triterpenoid dengan precursor isoprene, jalur mevalonat, antara lain 24-Methylenelanosta-7,9(11)-dien-3β,15α-diol, 24-Methylene-lanosta-8-en-2β,3β,21-triol.
4. Polyalthia oliveri
4. Polyalthia oliveri
Beberapa senyawa kelompok Indolosesquiterpene. Dengan prekursor adalah isopren dan triptofan, antara lain 8α-polyveolinone, N-acetyl-8α-polyveolinone, 8β-configured N-acetyl-polyveoline
Komentar
Posting Komentar