Sayangku :)

Aku tidak dapat melakukannya
Hentikan aku sampai disini, kemudian biarkan aku mati perlahan
Teruslah pergi, teruskan perjalanan ini tanpaku
Bawakan harapan kita bersama pada satu masa dimana kau dan aku dapat bersatu
Walau bukan dalam satu dimensi
Walau bukan ragaku
****
"Kau begitu cantik saat tersenyum"
Suara kekehan lembut itu kemudian terdengar.
"Seperti isyarat dari seseorang untuk meminta sesuatu, hahaa"
Aku hanya mampu membalas kekehannya dengan sedikit mengangkat kedua sudut bibir.
 ****
Kau memang begitu cantik sayang ketika tesenyum. Tak pernah aku lihat mahluk Tuhan begitu sempurna seperti dirimu, menawan, anggun dan penuh pesona. Yang ku ingin agar engkau ketahui sayang, aku begitu menyayangimu. Tak pernah dan tak akan pernah ada rasa yang sama seperti ini. Bertanyalah pada orang mana pun, mengapa aku begitu menyayangimu. Bertanyalah pada orang mana pun, kejujuran ucapanku terhadapmu. Dan bertanyalah pada orang manapun, bagaimana isi hatiku dan kebenarannya. Mereka tak akan pernah tau dan mampu menjelaskannya padamu. Tapi aku mampu, aku mampu. Bahwa kaulah satu - satunya manusia terindah dan terbaik yang pernah ada.
****
"Bagaimana kau mampu hidup dengan keadaan seperti ini?"
Kau mengernyit dan balik bertanya
"Mengapa aku harus tidak bisa hidup dengan rasa sakit ini?"
Lesung pipitmu menghiasi meronanya pipimu. Mataku hanya mampu berkaca-kaca melihat bagaimana penderitaan yang selama ini telah kau lakukan, pengorbanan yang telah kau lakukan.
****
Manusia yang mampu menahan rasa sakitnya, melawannya. Memberikan segenap kekuatannya dan keyakinannya pada semua penderitaan yang dialaminya, tidak dalam waktu singkat. Wanita seperti itulah dirimu. Seperti kesederhaan malam yang indah karena dihiasi oleh lembutnya kasih ibarat sinar bintang - bintang. Dimana mata hanya mampu memandang pada sisi langit malam yang dangkal, tanpa mengetahui begitu luasnya angkasa didalamnya. Segala rasa sakitmu tersembunyi dalam pekatnya kemegahan angkasa yang kau sembunyikan didalamnya. Tanpa engkau perlihatkan pada mataku yang polos ini. Tuhan, engkau telah anugerahkan aku seseorang yang begitu kuat dan penuh kasih.
****
"Ayo pergi :)"
Aku terenyuh mendengar kata - katanya.
"Sudah aku bilang, lebih baik istirahat. Lihatlah badanmu. Apakah kau nampak baik - baik saja ha?"
Kemudian sinar wajahmu menghilang dan berganti.
"Kenapa aku tidak boleh melakukannya? Bukankah ini juga demi dirimu?"
Sontak aku meninggikan suaraku, hal tersebutlah yang membuatnya menangis. Bukan karena takut, tapi karena merasa begitu kecil dihadapannku. Mungkin berfikir bagaimana bisa aku melakukan hal tersebut padahal ia begitu menyayangiku.
"SUDAH AKU BILANG ISTIRAHATLAH!! BUKANKAH HAL INI YANG BENAR YANG HARUS KAU LAKUKAN"
Kata - kataku seperti mendikte, seperti ingin menang sendiri dan seperti orang yang paling egois didunia - selama ini baru aku ketahui. Bagaimana mungkin setelah seperti ini ia masih berlaku lembut padaku.
"Biarkanlah aku pergi dan melanjutkan apa yang harus aku kerjakan. Kau tak akan tahu apa yang akan terjadi jika aku beristirahat sekarang dan menyerah. Seseorang akan melalui hidupnya dengan kebahagiaan yang kurang, seseorang akan melalui hidupnya dengan begitu banyak pertanyaan sedih. Aku begitu menyayanginya dan aku tidak ingin membuat hidupnya menderita."
Aku terdiam. Sangat diam, hingga dalam irama detak jantung hampir tak terdengar debarnya. Orang yang ia sayang adalah aku, ya.. akulah alasannya untuk terus tidak mengindahkan keluhan badannya sendiri. Demi aku.
****
Kusebut sebagai manusia macam apa kau ini. Lihatlah besarnya hal dan pekerjaan yang telah kau perbuat dan korbankan untukku. Semacam manusia yang hanya memiliki pikiran untuk membahagiakanku tanpa menghiraukan dirinya sendiri. Begitu egoisnya kau atas dirimu untuk diriku. Sayang, kau begitu mencintaiku. Sangat.
****
"Engkau tau, masih banyak daftar yang harus kita lalui sayang. Maka kau harus bertahan."
Air mataku meleleh. Badanku terasa dingin, semakin dingin.
"Bukankah selama ini kau telah berhasil dan mampu bertahan denganku. Bukankah begitu? Maka aku mohon bertahanlah lagi sekarang untukku, aku mohon"
Apa yang mampu aku lakukan hanya merengek sama seperti dulu, sepereti anak kecil. Semua yang kuinginkan tak lagi sebuah kemewahan ataupun kemenangan, tapi hanya dirimu. Maka biarkan anak kecil ini mendapatkan apa yang diinginkannya. 
Tanganmu mengusap lembut air mataku, memantaskan seperti apa harusnya aku yang harus bertahan sekarang ini. Bertahan untuk memberikan keikhlasan, bertahan memapah kesedihanku sendiri tanpa dirimu. Sungguh Tuhan, aku tidak ingin ini menjadi begitu buruk. Aku begitu menyayanginya, aku tidak ingin kehilangannya. Tuhan tolong.
****
"Kau tahu, semua pengorbananku harus berhenti disini. Kau juga tahu semua yang masih ingin aku usahakan agar kau tetap bahagia harus dicukupkan sekarang. Sayang, biarkan aku pergi. Mungkin ini adalah waktu kita berpisah. Tak ada yang bisa aku ataupun engkau lakukan. Aku sudah cukup bahagia dengan semua hal yang telah kau lakukan untukku. Sungguh berhentilah bersedih, hatiku terasa begitu sakit dan teriris melihatmu menangis. Maka tidak ada alasan yang nyata untuk aku dengan engkau tetap bersama. Sayangilah dirimu sekarang ini sebagai dirimu dan sayangilah dirimu dimasa mendatang seperti diriku peernah menyayangimu. Jangan biarkan dirimu dimasa depan kecewa dan tidak bahagia :)"
****
Terhenti semua waktu - waktu kita bersama sampai disini. Menangis bahkan bukan solusi, bukan kebenaran yang harus aku kukuhkan untuk terus aku lakukan. Sayang tahukah engkau, sekarang aku merasakan hampa dan begitu sangat - amat sakit. Perpisahan yang tidak pernah aku harapkan sampai kapanpun, karena engkaulah cinta pertamaku.
****
Dimulai dari mana cerita kita ini. Sangat bahagia ketika aku adalah takdirmu, takdir dari seorang wanita yang kuat, lembut, anggun, penuh pesona, penuh kasih, dan sempurna. Bagaimana aku tidak bahagia?
Waktu - waktu yang aku lalui bersamamu kuawali dengan ketidak tahuan bahwa begitu besarnya rasa kasih dan cintamu padaku. Kala itu seperti cinta bertepuk sebelah tangan yang harus menunggu bertahun - tahun agar aku tahu isi hatimu yang suci itu. Lalu bagaimana aku harus menjelaskannya, bahwa rasa cintaku tak mampu melebihi rasa sayangmu padaku dan menggantikan segala pengorbananmu untukku. Tak pernah ada rasa sia - sia. Sayang, maafkan aku. Begitu sering aku menyakitimu, membuatmu menderita, membuatmu menangis dan membuatmu begitu kecil seperti tidak berarti. Sungguh, penyesalan ini menyesakkan dadaku. Sayang.. aku mohon kembalilah dan biarkan aku memperbaiki segalanya. Melakukan semuanya hanya untuk kebahagianmu. Sayang, dengarkah kau disana?
Biarkan aku memelukmu erat penuh kehangatan, biarkan aku mengusap air matamu, biarkan aku menggenggam tangamu ketika kau takut, biarkan mencium pipimu dengan mesra dan biarkan kuhiasi hidupmu dengan senyuman. Mari kembalikan waktu kita bersama, sayang. Aku mohon. Kembalilah kedunia ini. Sayang... Ibu....
****
Semua yang aku inginkan adalah engkau ibu, biarkan aku mengganti segala penderitaan, kesakitan dan pengorbananmu. Kala kau melawan maut demi agar aku mampu menghirup udara dunia. Menyakitkan melihatmu merasakan kesakitan disekujur daging dan tulangmu, menyakitkan melihatmu menangis terdiam ketika semua orang terlelap karena rasa perih tubuhmu kala itu. Izinkan aku menebus segala kasih yang kau curahkan, mengganti ucapanku menjadi kata - kata yang indah nan lembut, menggantikan airmatamu dengan senyuman indah dan semua hal buruk yang aku lakukan. Waktu biarkan aku kembali bersamanya. Semua akan kulakukan dengan baik, ibu. Sekali lagi aku ingin mendengar suaranya bercerita tentang hal yang tidak ingin aku dengarkan, aku ingin tertawa bersama ketika ia mencoba menghiburku, aku ingin menanyakan bagaimana kabarnya tiap pagi sama seperti bagaimana ia menkhawatirkan aku, aku ingin menggenggam tangannya tanpa malu seperti ia menggandengku dikeramaian sama seperti saat aku takut dan asing akan dunia luar, aku ingin melakukan semua perkataan baiknya tanpa membalikkan perkataannya, tanpa menyakiti hatinya, tanpa membuatnya begitu kecil,aku ingin engkau tahu berartinya dirimu untukku. Ibu. AKU MENYAYANGIMU, KEMBALILAH BERSAMAKU.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bio-imaging Mengaplikasikan UCNPs Berbasis Lathanida

Review jujur : Isntree Hyaluronic Acid Water Essence

Review jujur : skincare Cetaphil vs Garnier face wash